Halaman

28 September 2022

RUANG LINGKUP MANAJEMEN PROYEK (SIKLUS HIDUP PROYEK, PROSES MANAJEMEN PROYEK, MEMBANGUN INOVASI PROYEK)

Oleh

Oliver Gideon Parsaoran (@A12-OLIVER)

41620010026

 

Abstrak

Artikel ini menjelaskan tentang siklus hidup proyek, proses manajemen proyek, dan membangun inovasi proyek

 

Kata kunci: Manajemen, proyek, siklus hidup, proses, inovasi

Abstract

This article describes the project life cycle, project management process, and building project innovation

 

Keywords: Management, project, life cycle, process, innovation

 

PENDAHULUAN

Proyek Merupakan upaya sementara yang dilakukan dalam suatu industri untuk menciptakan sebuah produk, layanan, atau hasil yang unik. Sebuah proyek bersifat sementara karena memiliki awal dan akhir waktu yang pas, dan karenanya menentukan lingkup dan sumber daya.

Dan sebuah proyek bersifat unik, dikarenakan bukan merupakan operasi rutin, tetapi merupakan serangkaian operasi khusus yang dirancang untuk mencapai satu tujuan. Jadi, tim proyek seringkali melibatkan orang-orang yang biasanya tidak bekerja bersama, kadang-kadang dari organisasi yang berbeda dan dari bisa lintas geografi.

Salah satu contoh proyek yaitu, pengembangan perangkat lunak untuk aplikasi bisnis, pembangunan gedung atau jembatan, upaya pemulihan setelah bencana alam, perluasan penjualan ke pasar geografis baru, riset, penyusunan sebuah buku dan lain-lain. Inti dari kegiatan suatu proyek yaitu adanya kegiatan awal dan juga akhir dari suatu proses kerja.

Manajemen adalah suatu proses untuk memanfaatkan sumberdaya manusia dan sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan tertentu, sehingga tujuan tersebut tercapai secara efisien/tepat guna dan efektif/hasil guna. Maka dapat disimpulkan bahwa Manajemen Proyek adalah Suatu proses manajemen pada suatu proyek dari awal hingga akhir proyek agar tujuan proyek tercapai dengan baik, tepat waktu, sesuai mutu yang disyaratkan dan sesuai biaya yang disediakan. Manajemen Proyek merupakan penerapan pengetahuan, keterampilan, alat, dan teknik untuk kegiatan proyek agar memenuhi persyaratan proyek. Dan semua harus dikelola secara ahli untuk memberikan hasil yang tepat waktu, sesuai anggaran, pembelajaran dan integrasi yang dibutuhkan organisasi.

 

PEMBAHASAN

I. Siklus Hidup Proyek

Siklus hidup proyek merupakan kumpulan fase. Beberapa organisasi menentukan serangkaian siklus hidup untuk digunakan di semua proyek. Siklus hidup proyek menentukan pekerjaan apa yang akan dilakukan di setiap fase, siapa yang terlibat dalam setiap fase, dan bagaimana manajemen akan mengontrol dan menyetujui pekerjaan yang dihasilkan di setiap fase.

Dua fase proyek tradisional pertama (konsep dan pengembangan) fokus pada perencanaan, dan sering disebut sebagai kelayakan proyek atau project feasibility. Dua fase terakhir (implementasi dan penutupan) fokus pada pelaksanaan pekerjaan aktual, dan sering disebut sebagai akuisisi proyek. Setiap fase proyek harus berhasil diselesaikan sebelum tim melanjutkan ke fase berikutnya. Pendekatan siklus hidup proyek ini memberikan kontrol manajemen yang lebih baik dan tautan yang sesuai dengan operasi organisasi yang sedang berlangsung.

1.1. Fase Proyek

1)     Fase Konsep

Pada fase ini, manajemen merumuskan perencanaan proyek, persiapan tentang estimasi biaya proyek dan menyusun aktivitas kegiatan dalam proyek. Dalam fase konsep, manajer biasanya mengembangkan kasus bisnis, yang menggambarkan kebutuhan proyek dan konsep dasar yang mendasarinya. Perkiraan biaya awal atau kasar dikembangkan dalam tahap pertama ini, dan gambaran umum dari pekerjaan yang diperlukan akan dibuat. Salah satu alat bantu untuk membuat gambaran pekerjaan yang dibutuhkan adalah work breakdown structure (WBS). Sebuah WBS menguraikan pekerjaan proyek dengan menguraikan kegiatan kerja menjadi berbagai tingkat tugas. WBS adalah dokumen berorientasi penyampaian yang mendefinisikan cakupan total proyek. Dalam fase konsep, WBS biasanya hanya memiliki dua level.

2)     Fase Pengembangan

Setelah fase konsep selesai, fase proyek berikutnya adalah fase pengembangan. Dalam fase pengembangan, tim proyek membuat rencana manajemen proyek yang lebih rinci, perkiraan biaya yang lebih akurat, dan WBS yang lebih menyeluruh. Sebagai contoh misalkan laporan pada fase konsep menyarankan bahwa mewajibkan siswa untuk memiliki tablet adalah salah satu cara untuk meningkatkan penggunaan teknologi di kampus. Tim proyek kemudian dapat mengembangkan gagasan ini lebih jauh dalam fase pengembangan. Tim harus memutuskan apakah siswa akan membeli atau menyewa tablet, jenis perangkat keras dan perangkat lunak yang dibutuhkan tablet, berapa biaya yang harus ditagih kepada siswa, bagaimana menangani pelatihan dan pemeliharaan, dan bagaimana mengintegrasikan teknologi baru dengan kursus saat ini. Namun, jika laporan fase konsep menunjukkan bahwa tablet bukanlah ide yang baik untuk kampus, maka tim proyek tidak akan lagi mempertimbangkan untuk meningkatkan penggunaan teknologi dengan membutuhkan tablet dan akan membatalkan proyek sebelum pengembangan. Pendekatan bertahap ini meminimalkan waktu dan uang yang dihabiskan untuk mengembangkan proyek yang tidak sesuai. Ide proyek harus melewati fase konsep sebelum berkembang ke fase pengembangan.

3)     Fase Implementasi

Fase ketiga dari siklus hidup proyek tradisional adalah implementasi. Dalam fase ini, tim proyek membuat perkiraan biaya yang pasti atau sangat akurat, memberikan pekerjaan yang diperlukan, dan memberikan laporan kinerja kepada pemangku kepentingan. Sebagai contoh misalkan sebuah perguruan tinggi mengambil ide untuk mewajibkan siswanya memiliki tablet melalui fase pengembangan. Selama tahap implementasi, tim proyek perlu mendapatkan perangkat keras dan perangkat lunak yang diperlukan, memasang peralatan jaringan yang diperlukan, mengirimkan tablet kepada siswa, membuat proses untuk mengumpulkan biaya, dan memberikan pelatihan kepada siswa, fakultas, dan staf. Orang lain di kampus juga akan dilibatkan dalam tahap implementasi. Fakultas perlu mempertimbangkan cara terbaik untuk memanfaatkan teknologi baru. Staf perekrutan harus memperbarui materi mereka untuk mencerminkan fitur baru perguruan tinggi ini. Keamanan perlu mengatasi masalah baru yang mungkin timbul dari siswa yang membawa peralatan mahal. Tim proyek biasanya menghabiskan sebagian besar tenaga dan uangnya selama tahap pelaksanaan proyek.

4)     Fase Penyerahan Proyek

Fase terakhir dari siklus hidup proyek tradisional adalah fase penutupan. Di dalamnya, semua pekerjaan selesai, dan pelanggan harus menerima keseluruhan proyek. Tim proyek harus mendokumentasikan pengalamannya pada proyek dalam laporan pembelajaran. Contoh yang dibahas pada fase sebelumnya terkait ide tablet, jika berhasil sampai tahap implementasi dan semua siswa menerima tablet, tim proyek kemudian akan menyelesaikan proyek dengan menutup semua aktivitas terkait. Anggota tim dapat melakukan survei kepada mahasiswa, fakultas, dan staf untuk mengumpulkan pendapat tentang bagaimana proyek berjalan. Mereka akan memastikan bahwa semua kontrak dengan pemasok diselesaikan dan pembayaran yang sesuai telah dilakukan. Mereka akan mentransisikan pekerjaan di masa mendatang terkait proyek tablet ke bagian lain organisasi. Tim proyek juga dapat berbagi laporan pembelajaran dengan perguruan tinggi lain yang sedang mempertimbangkan program serupa.

1.2. Implementasi Model Metode Pengembangan Sistem

Tahapan yang memungkinkan kegiatannya mengimplementasikan model metode pengembangan sistem adalah pada fase development atau fase pengembangan. Karena pada fase ini adalah fase untuk proses pengembangan dari fase sebelumnya yaitu fase konsep. Implementasi model yang dapat digunakan sebagaimana kerangka kerja atau framework untuk menggambarkan tahapan pengembangan sistem informasi atau biasa disebut SDLC bisa menggunakan model yang populer seperti model waterfall, model spiral, model incremental release, model RAD atau yang terakhir model prototyping.

 

II. Proses Manajemen Proyek

Berdasarkan PMBOK Guide (Project Management Body of Knowledge) yang dikembangkan oleh Project Management Institute (PMI), siklus atau tahapan manajemen proyek meliputi lima tahap fase yang berbeda yaitu initiation, planning, execution, monitoring, dan project closure. Manajer proyek kemudian akan menggunakan metodologi manajemen proyek untuk mengelola lima tahap ini untuk mencapai hasil yang maksimal. Berikut kelima tahapan manajemen proyek tersebut.

1)     Project Initiation

Tahapan manajemen proyek yang pertama adalah fase initiation yaitu ketika Anda harus membuktikan bahwa proyek tersebut memiliki value dan layak untuk dijalankan. Tahap ini biasanya akan dimulai dengan pembuatan dokumen business case yang berisi penjelasan akan kebutuhan proyek serta perkiraan potensi keuntungan finansial. Untuk membuat dokumen tersebut, manajer proyek akan mengumpulkan beragam informasi mulai dari manfaat proyek, kerugian, biaya, serta risiko yang mungkin muncul. Dengan demikian, proyek dapat dinilai apakah layak untuk dijalankan dalam waktu dan biaya yang wajar dan normal. Jika proyek mendapat “lampu hijau”, maka manajer proyek perlu membuat piagam proyek atau Project Initiation Document (PID) untuk menguraikan tujuan dan persyaratan proyek. Dokumen tersebut juga harus berisi informasi akan kebutuhan bisnis dan pemangku kepentingan, serta business case.

2)     Project Planning

Setelah proyek disetujui untuk dijalankan maka tahapan manajemen proyek yang kedua adalah project planning atau perencanaan. Fase ini dapat dikatakan sebagai kunci keberhasilan manajemen proyek dan memiliki fokus pada pengembangan roadmap untuk diikuti semua anggota tim. Project planning dapat dimulai dengan menentukan goals bisnis yang ingin dicapai. Salah satu metode populer yang sering dipergunakan untuk menentukan tujuan bisnis adalah metode SMART yaitu Specific, Measurable, Achievable, Realistic, dan Timebound. Metode ini dapat membantu Anda untuk menentukan tujuan bisnis agar sesuai dengan 5 kriteria di dalamnya (Specific, Measurable, Achievable, Realistic, dan Timebound). Dengan demikian, anda dapat membuat goals secara spesifik serta memungkinkan untuk dapat dicapai. Di tahap ini, scope, biaya, sumber daya yang tersedia, serta jadwal proyek akan ditentukan. Selain itu, peran dan tanggung jawab masing-masing anggota tim juga akan didefinisikan dengan jelas sehingga setiap orang yang terlibat akan mengetahui masing-masing tanggung jawab. Di tahap ini, manajer proyek akan menyiapkan beberapa dokumen untuk memastikan proyek tetap berjalan dengan baik sesuai dengan rencana seperti:

·       Work Breakdown Schedule (WBS). Diagram yang memecah ruang lingkup proyek menjadi beberapa bagian untuk dapat dikelola oleh tim

·       Gantt Chart. Bagan yang memberikan tampilan visual mengenai jadwal tugas dari waktu ke waktu

·       Scope Statement. Dokumen yang mendefinisikan kebutuhan bisnis, manfaat proyek, tujuan, hasil akhir yang terukur, serta poin penting lainnya

3)     Project Execution

Tahapan manajemen proyek yang selanjutnya adalah project execution dimana produk yang dikelola dalam proyek akan dikembangkan dan diselesaikan. Selama tahap ini, manajer proyek akan mengalokasikan kembali sumber daya yang dibutuhkan agar tim tetap bekerja. Sebagian orang beranggapan bahwa tahapan ini terasa seperti inti dari proyek karena banyak aktivitas dan pekerjaan yang dilakukan selama tahap execution. Beberapa diantaranya seperti menjalankan rencana manajemen proyek, tugas-tugas yang sudah ditetapkan akan dikerjakan, memperbarui jadwal proyek, mengubah rencana proyek sesuai kebutuhan, mengelola anggaran yang tersedia, dan masih banyak lagi. Secara garis besar, pada tahap eksekusi ini ada beberapa hal yang perlu dilakukan yaitu:

·       Manajemen tugas

·       Manajemen jadwal

·       Pengelolaan biaya atau anggaran

·       Pengelolaan kualitas

Selain itu, di tahap ini komunikasi yang baik dengan pemangku kepentingan menjadi bagian penting yang perlu dilakukan. Oleh karena itu, tim akan mengadakan pertemuan rutin dengan pemangku kepentingan untuk menghindari kesalahpahaman serta menyesuaikan proses kerja dengan lebih baik untuk mendapatkan hasil yang sesuai harapan.

4)     Project Monitoring

Project monitoring mengacu pada pemantauan kemajuan dan kinerja proyek untuk memastikan bahwa semua aktivitas yang terjadi sejalan dengan rencana manajemen proyek yang sudah dibuat. Dengan proses monitoring ini, maka ketika terjadi penyimpangan maka Anda dapat segera mengetahui dan memperbaikinya. Seorang manajer proyek biasanya akan menggunakan Key Performance Indicators (KPI) untuk melihat apakah proyek tersebut berjalan sesuai rencana. Manajer proyek biasanya akan memantau beberapa aspek untuk mengukur kinerja proyek yang sedang berjalan, seperti:

·       Scope proyek

·       Distribusi anggaran

·       Jadwal dan tenggat waktu proyek

·       Kualitas dari produk yang dikembangkan, dan lain-lain.

Secara garis besar, tujuan utama dari tahap ini adalah untuk mengontrol dan memastikan bahwa proyek yang berjalan tidak keluar jalur atau rencana.

5)     Project Closure

Tahapan manajemen proyek yang terakhir adalah project closure atau penutupan proyek. Di tahap ini, hasil akhir akan disajikan kepada klien atau para pemangku kepentingan. Setelah produk atau hasil akhir disetujui, maka produk akan dirilis dan manajer proyek akan meninjau dan menyelesaikan dokumen-dokumen yang diperlukan. Manajer proyek dapat mengarsipkan dokumentasi proyek untuk digunakan lebih lanjut sebagai contoh pada proyek lain atau kebutuhan yang lain. Untuk mengakhiri proyek, manajer proyek perlu mendapatkan konfirmasi dari semua pihak baik itu dari pemangku kepentingan, klien, bahkan tim. Dengan demikian, maka tidak ada lagi permintaan perubahan di menit-menit terakhir. Manajer proyek juga akan secara resmi merilis sumber daya yang dipergunakan dalam pengerjaan proyek baik itu anggota tim, kontraktor eksternal, atau yang lain. Setelah kontrak berakhir, manajer proyek dan tim dapat melakukan Post-Mortem untuk mengevaluasi apa saja yang berjalan dengan baik serta mengidentifikasi kegagalan yang terjadi di dalam pelaksanaan proyek tersebut. Hal ini diperlukan agar tim dapat melakukan perbaikan untuk proyek-proyek lain di masa depan.

 

III. Membangun Inovasi Proyek

Wikipedia menyatakan bahwa "inovasi dapat diartikan sebagai proses dan/atau hasil pengembangan pemanfaatan/mobilisasi pengetahuan, keterampilan (termasuk keterampilan teknologi) dan pengalaman untuk menciptakan atau memperbaiki produk (barang dan/atau jasa), proses, dan/atau sistem yang baru, yang memberikan nilai yang berarti atau secara signifikan (terutama ekonomi dan sosial).

3.1. Inovasi Incremental dan Disruptive

Inovasi Incremental adalah proses untuk terus meningkatkan produk, proses, merek, atau model bisnis yang ada. Sebuah perusahaan mungkin memiliki keunggulan kompetitif di pasar mereka dalam beberapa cara—dengan produk yang diinginkan dan dibedakan, proses yang sangat efisien, merek yang membuat iri dan sulit untuk ditiru, atau cara yang sangat unik untuk mengemas semuanya dalam model bisnis yang efektif. Memang, perbaikan kecil dari inovasi tambahan dapat bertambah seiring waktu, tetapi juga dapat menawarkan pengembalian investasi yang semakin berkurang.

Inovasi Disruptive adalah di mana sebuah organisasi mengimplementasikan ide untuk produk, proses, merek atau model bisnis yang awalnya bahkan tidak bersaing dengan penawaran yang ada. Alih-alih secara bertahap meningkatkan apa yang ada, pengganggu mengambil pendekatan yang sama sekali berbeda untuk masalah tersebut, biasanya menawarkan solusi untuk sebagian kecil pelanggan yang kurang terlayani dengan biaya yang jauh lebih rendah dan dengan set fitur minimum.

3.2. Hal Yang Yapat Membantu Individu Berpikir Lebih Inovatif

·       Kembangkan rasa ingin tahu yang kreatif

·       Latih rasa ingin tahu analitis

·       Ekspresikan empati

·       Pastikan inklusivitas

·       Berkolaborasi

·       Berbagi visi bersama

·       Tunjukkan keberanian

·       Rangkullah eksperimen

·       Jadilah gesit

·       Berkomitmen pada inovasi untuk jangka panjang

3.3. Hal Yang Berpotensi Menghambat Sebuah Proyek Inovasi

1)     Kurang fokus dan struktur

Komitmen berlebihan ternyata bisa menghambat perusahaan mewujudkan inisiatif inovasi. Sepertiga dari responden mengaku dibebani terlalu banyak proyek. Hal ini umumnya terjadi di perusahaan-perusahaan yang sedang tumbuh pesat, di mana 41% dari responden melaporkan adanya terlalu banyak inisiatif yang harus dikerjakan secara bersama-sama. Kendala lain adalah tim inovasi yang terpisah dari bisnis inti.

2)     Kurang kepemimpinan

Tim bisnis dipandang kurang memiliki komitmen, ditambah lagi tidak ada kepemilikan (ownership) yang jelas terhadap proyek tersebut. Ini kendala yang sejak dulu kerap terjadi dalam merealisasikan inisiatif teknologi dan bisa menjadi hambatan utama bagi perusahaan dalam berinovasi.

3)     Keterlibatan pelanggan sebagai indikator keberhasilan

Dalam mengukur ROI, organisasi mulai beranjak dari Key Performance Indicator (KPI) tradisional, yaitu produktivitas karyawan (52%) dan pendapatan (53%); dan makin memerhatikan area-area, seperti pengalaman pelanggan (57%) dan retensi (52%).

 

KESIMPULAN

Tantangan utama sebuah proyek adalah mencapai sasaran-sasaran dan tujuan proyek dengan menyadari adanya batasan-batasan yang telah dipahami sebelumnya. Pada umumnya batasan-batasan itu adalah ruang lingkup pekerjaan, waktu pekerjaan dan anggaran pekerjaan. Dan hal ini biasanya disebut dengan "triple constrains" atau "tiga batasan". Dengan semakin meningkatnya kesadaran akan harkat dan martabat individu dalam menjalankan proyek, maka batasan ini kemudian berkembang dengan ditambahkan dengan batasan keempat yaitu faktor keselamatan.

 

REFERENSI

K. Schwalbe, Information Technology Project Management 8e, 8 Edition. Boston USA: Cengage Learning USA, 2016.

P. M. Institute, A Guide to the Project Management Body of Knowledge, 5th ed. Pennsylvania: Project Management Institute, Inc., 2013.

https://manpro.id/blog/manajemen-proyek-manpro/

https://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_proyek

https://www.logique.co.id/blog/2021/04/28/tahapan-manajemen-proyek/

https://infokomputer.grid.id/read/121679610/awas-tiga-hal-ini-dapat-membuat-proyek-inovasi-anda-mangkrak

https://manpro.id/blog/manajemen-proyek-manpro/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Manajemen Proyek (Kumpulan Video Semester Ganjil 22-23)

MANAJEMEN KUALITAS PROYEK MANAJEMEN KOMUNIKASI PROYEK PENGEMBANGAN ORGANISASI PROYEK PEMBIAYAAN PROYEK RUANG LINGKUP ...