Luthfia
Hamidah (@A19-Luthfia)
ABSTRAK
Jadwal
merupakan salah satu parameter yang menjadi tolok ukur keberhasilan suatu
proyek konstruksi, disamping anggaran dan mutu. Penjadwalan perlu diperhatikan
dalam manajemen proyek untuk menentukan durasi maupun urutan kegiatan proyek,
sehingga terbentuklah penjadwalan yang logis dan realistis. Pada umumnya,
penjadwalan proyek monggunakan estimasi durasi yang pasti. Namun, banyak faktor
ketidakpastian (uncertainty) sehingga durasi masing-masing kegiatan tidak dapat
ditentukan dengan pasti.
KATA KUNCI :
Penjadwalan, Penjadwalan Proyek, Konstruksi
PENDAHULUAN
Penjadwalan adalah kegiatan untuk
menentukan waktu yang dibutuhkan dan urutan kegiatan serta menentukan waktu
proyek dapat diselesaikan (Ervianto, 2002: 154). Penjadwalan adalah berfikir
secara mendalam melalui berbagai persoalan-persoalan, menguji jalur-jalur yang
logis, serta menyusun berbagai macam tugas yang menghasilkan suatu kegiatan
lengkap, dan menuliskan bermacam-macam kegiatan dalam rangka yang logis dan
rangkaian waktu yang tepat (Luthan dan Syafiriadi, 2006: 8).
Penjadwalan proyek merupakan salah
satu elemen hasil perencanaan. Yang dapat memberikan informasi tentang jadwal
rencana dan kemajuan proyek dalam hal kinerja sumber daya berupa biaya, tenaga
kerja, peralatan dan material serta rencana durasi proyek dan progres waktu
untuk menyelesaikan proyek. Dalam proses penjadwalan, penyusunan kegiatan dan
hubungan antar kegiatan dibuat lebih terperinci dan sangat detail. Hal ini
dimaksudkan untuk membantu pelaksanaan evaluasi proyek.
Penjadwalan
yang direncanakan perlu disesuikan dengan tipe proyek konstruksi. Pada umumnya
tipe proyek konstruksi berupa proyek dengan tipe sederhana, berulang
(repetitive) dan proyek dengan kegiatan kompleks. Untuk itu penjadwalan perlu
direncanakan menggunakan multi metode penjadwalan sesuai fungsi masing-masing
metode dengan kelebihan dan kekurangannya agar memenuhi kebutuhan perencanaan
jadwal yang efektif dan efisien.
PEMBAHASAN
Setiap
metode penjadwalan proyek konstruksi memiliki kelebihan dan kekurangan
masing-masing dalam penjadwalan proyek konstruksi, antara lain:
(1) Metode
Bar Chart lebih sederhana, lebih mudah dimengerti dan dapat digunakan untuk
semua jenis proyek konstruksi, tetapi tidak dapat menginvestigasi keterlambatan
suatu kegiatan yang dapat mempengaruhi waktu penyelesaian proyek, tidak
memungkinkan keseimbangan operasi dan tidak dapat memperkirakan probabiitas
waktu penyelesaian proyek;
(2) Metode
CPM dan PDM memiliki keandalan dalam menunjukan secara spesifik hubungan ketergantungan
antar kegiatan dan menentukan lintasan kritis kegiatan proyek, tetapi tidak
memungkinkan keseimbangan operasi dan tidak dapat memperkirakan probabilitas
waktu penyelesaian proyek;
(3) Metode
LoB, Time Chainage Diagram, LSM, RSM dan VPM lebih memungkinkan keseimbangan
operasi sehingga setiap kegiatan dapat terus berlangsung, tetapi tidak dapat
menunjukan secara spesifik hubungan ketergantungan antar kegiatan dan
menentukan lintasan kritis kegiatan proyek, serta tidak dapat memperkirakan
probabilitas waktu penyelesaian proyek;
(4) Metode
PERT, PNET dan FLASH memiliki keunggulan dalam memperkirakan probabilitas waktu
penyelesaian proyek, namun tidak dapat berdiri sendiri dalam menentukan
hubungan ketergantungan antar kegiatan maupun dalam menentukan jalur kritis
sehingga dalam operasionalnya selalu membutuhkan metode CPM atau PDM.
Dalam
kenyataannya, prosedur penjadwalan melalui proses estimasi mengandung unsur
ketidakpastian. Hal ini sesuai dengan karakteristik proyek konstruksi, yaitu
tingkat risiko yang tinggi terhadap setiap perubahan yang terjadi, baik
perubahan sistem politik, cuaca, ketergantungan buruh, kegagalan konstruksi,
ketergantungan pihak lain, dan lain sebagainya.
Untuk
mengantisipasi ketidakpastian dari durasi konstruksi dan penjadwalan,
dikembangkan metode penjadwalan dengan mempertimbangkan ketidakpastian
tersebut. Ada dua cara pendekatan penjadwalan dengan ketidakpastian, yaitu:
a. Cara
pertama adalah mengabaikan ketidakpastian durasi, digunakan penjadwalan dengan
ekspektasi durasi (most likely). Kerugian dari cara ini adalah schedule yang
bersifat optimistik, penggunaan durasi tunggal akan menghasilkan schedule yang
kaku (inflexible schedule), sehingga dibutuhkan monitoring dan updating secara
kontinyu (terus-menerus) secara ketat.
b. Cara kedua
adalah dengan memasukan kontingensi (contingency) dengan tujuan menghindari
schedule yang terlalu optimis. Contohnya durasi yang diharapkan 2 hari, dalam
schedule digunakan durasi 2,2 persen hari (10% kontingensi) (Ervianto,
2004:35).
KESIMPULAN
Tujuan
penjadwalan proyek konstruksi secara umum adalah untuk menentukan waktu mulai
dan selesainya proyek, menunjukan hubungan ketergantungan antar kegiatan,
menentukan jalur kritis, memperkirakan probabilitas waktu penyelesaian proyek,
menginvestigasi keterlambatan suatu kegiatan yang mempengaruhi waktu
penyelesaian proyek, memungkinkan keseimbangan operasi sehingga setiap kegiatan
dapat terus berlangsung, mengatur penggunaan sumber daya,memberikan gambaran
luas dan nyata untuk status proyek secara keseluruhan.
DAFTAR
PUSTAKA
Modul
Perkuliahaan Mata Kuliah Manajemen Proyek Industri. Universitas Mercu Buana: Jakarta.
Erivianto, W,
I. 2002. Manajemen Proyek Kosntruksi. Yogyakarta.
Husen, Abrar. 2012. Manajemen proyek.
Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.