Oleh : Nur Qalby Nabila Haswadi (@A18-NABILA)
ABSTRAK
Penjadwalan suatu proyek konstruksi selayaknya harus direncanakan secara matang dan optimal guna menghindari terjadinya keterlambatan waktu proyek/overun scheduled serta dampak lainnya. Tujuan akhir dari penjadwalan proyek adalah untuk menentukan waktu mulai dan selesainya proyek, menunjukan hubungan ketergantungan antar kegiatan, menentukan jalur kritis, memperkirakan probabilitas waktu pengerjaan proyek, dan lainnya. penjadwalan perlu direncanakan menggunakan multi metode penjadwalan sesuai fungsi masing-masing metode dengan kelebihan dan kekurangannya agar memenuhi kebutuhan perencanaan jadwal yang efektif dan efisien. Selain itu, artikel ini juga menyajikan kelebihan dan kekurangan masing-masing metode penjadwalan proyek konstruksi sehingga dapat dikombinasikan dalam penggunaanya sesuai kebutuhan perencanaan penjadwalan proyek konstruksi.
Kata Kunci : Penjadwalan, Proyek, Metode penjadwalan
PENDAHULUAN
Penjadwalan merupakan fase penterjemahan suatu perencanaan ke dalam suatu bentuk diagram yang sesuai dengan skala waktu. Penjadwalan menentukan kapan aktivitas itu dimulai, ditunda, dan diselesaikan, sehingga pembiayaan dan pemakaian. Penjadwalan atau jadwal merupakan salah satu parameter yang menjadi tolok ukur keberhasilan suatu proyek konstruksi,
disamping anggaran dan mutu. Penjadwalan perlu diperhatikan dalam manajemen proyek untuk menentukan durasi atau waktu maupun urutan kegiatan proyek, sehingga terbentuklah penjadwalan yang logis dan realistis.
Pada umumnya, penjadwalan proyek menggunakan estimasi durasi yang pasti. Namun, banyak faktor ketidakpastian sehingga durasi masing-masing kegiatan tidak dapat ditentukan dengan pasti. Penjadwalan yang direncanakan perlu disesuikan dengan tipe proyek konstruksi. Pada umumnya tipe proyek konstruksi berupa proyek dengan tipe sederhana, berulang dan proyek dengan kegiatan kompleks. Untuk itu penjadwalan perlu direncanakan menggunakan multi metode penjadwalan sesuai fungsi masing-masing metode dengan kelebihan dan kekurangannya agar memenuhi kebutuhan perencanaan jadwal yang efektif dan efisien.
Untuk menjawab kebutuhan penjadwalan yang efektif dan efisien maka penelitian ini
menyajikanpemahaman tujuan penjadwalan proyek konstruksi yang dielaborasi dari beberapa penelitian terdahulu. Selain itu, artikel ini juga menyajikan kelebihan dan kekurangan masing-masing metode penjadwalan proyek konstruksi sehingga dapat dikombinasikan dalam penggunaanya sesuai kebutuhan perencanaan penjadwalan proyek konstruksi.
PEMBAHASAN
Proses penjadwalan menentukan kapan aktivitas itu dimulai, ditunda, dan diselesaikan sehingga pembiayaan dan pemakaian sumber dayanya bisa disesuaikan waktunya menurut kebutuhan yang telah ditentukan. Untuk menyelenggarakan proyek, salah satu sumber daya yang menjadi faktor penentu keberhasilan adalah tenaga kerja (Mertha Jaya dkk, 2007). Dalam sebuah proyek konstruksi, penjadwalan memainkan peranan yang signifikan dalam menentukan keberhasilan proyek secara keseluruhan.
Dengan penjadwalan yang baik, aktivitas-aktivitas dalam sebuah proyek akan berjalan dengan lancar, misalnya mobilisasi dan demobilisasi tenaga kerja dan peralatan dapat terlaksana dalam kerangka waktu yang tepat untuk menghindari terjadinya penundaan dan pemborosan. Sebagai hasil akhir akan diperoleh sebuah kombinasi yang optimal antara waktu pelaksanaan, biaya yang dikeluarkan, dan kualitas yang dihasilkan.
Penjadwalan suatu proyek konstruksi selayaknya harus direncanakan secara matang dan optimal guna menghindari terjadinya keterlambatan waktu proyek/overun scheduled serta dampak lainnya. Suatu perencanaan penjadwalan proyek konstruksi yang baik ditentukan oleh beberapa faktor penentu khususnya ditujukan bagi seorang estimator schedule. Terdapat beberapa jenis metode umum yang biasa digunakan, antara lain :
• Bar chart (Diagram Batang)
Bar Chart/Gantt chart merupakan salah satu metode dalam penjadwalan proyek. Metode ini menggunakan tampilan yang mirip seperti jadwal pada umumnya. Terdapat Kelebihan dari Gantt Chart ini, yakni umum digunakan, menyediakan representasi grafis yang mudah dipahami, sesuai untuk proyek sederhana. Kelemahan dari Gantt Chart yakni, tidak merepresentasikan relasi antar aktivitas, tidak memberi gambaran progress yang jelas, tidak memberikan informasi mengenai waktu pengerjaan tercepat/terlama.
• Program Evaluation and Review Technique (PERT)
Metode PERT dikembangkan oleh Navy Special Project Office yaitu biro proyek khusus angkatan laut Amerika Serikat pada tahun 1957 dalam proyek pengembangan Polaris Missile System. Teknik ini mampu mereduksi waktu selama dua tahun dalam pengembangan sistem senjata tersebut dan sejak itu mulai digunakan secara luas. Semakin banyak kegiatan yang penyelesaiannya tidak sesuai dengan jadwal maka total waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek akan semakin besar. Ketidakpastian penentuan durasi suatu proyek dicerminkan dengan 3 nilai estimasi, waktu optimistis, waktu yang paling mungkin dan waktu pesimistis dari durasi setiap. Penyusunan jadwal dengan melibatkan tiga nilai estimasi dari durasi setiap kegiatan ini dikenal sebagai metode PERT (Project Evaluation and Review Technique)
• Critical Path Method (CPM)
Perbedaan mendasar antara metode ini dengan PERT adalah dalam penentuan perkiraan waktu, CPM dapat memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan setiap kegiatan dan dapat memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan setiap kegiatan dan dapat menentukan prioritas kegiatan yang harus mendapat perhatian pengawasan yang cermat agar kegiatan dapat selesai sesuai rencana. Critical Path Method (CPM) adalah teknik menganalisis jaringan kegiatan/aktivitas-aktivitas ketika menjalankan proyek dalam rangka memprediksi durasi total. Critical path sebuah proyek adalah deretan aktivitas yang menentukan waktu tercepat yang mungkin agar proyek dapat diselesaikan. Critical path adalah jalur terpanjang dalam network diagram dan mempunyai kesalahan paling sedikit. Metode tersebut lebih dikenal dengan istilah lintasan kritis. Lintasan kritis adalah untuk mengetahui dengan cepat kegiatan-kegiatan yang tingkat kepekaannya tinggi terhadap keterlambatan pelaksanaan.
• Precedence Diagram Method (PDM)
Metode Preseden Diagram (PDM) diperkenalkan oleh J.W Fondahl dari Universitas Stanford USA pada awal dekade 60-an. PDM adalah jaringan kerja yang umumnya berbentuk segi empat, sedangkan anak panahnya hanya sebagai petunjuk kegiatan-kegiatan yang bersangkutan. Bila CPM dan PERT digambarkan sebagai kegiatan anak panah atau activity on arrow (AOA), maka pada PDM adalah kegiatan pada node atau activity on node (AON). PDM adalah jaringan kerja yang umumnya berbentuk segi empat, sedangkan anak panahnya hanya sebagai petunjuk kegiatan-kegiatan yang bersangkutan tidak memerlukan kegiatan semu (dummy). Pada PDM sebuah kegiatan baru dapat dimulai tanpa menunggu kegiatan pendahulunya selesai 100%. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara tumpang tindih (overlapping).
KESIMPULAN
Dalam PDM, bila terjadi kondisi keterbatasan sumber daya, maka dilakukan penjadwalan ulang dengan metode Resource Scheduling Method. Penjadwalan suatu proyek konstruksi selayaknya harus direncanakan secara matang dan optimal guna menghindari terjadinya keterlambatan waktu proyek/overun scheduled serta dampak lainnya. Tujuan penjadwalan proyek adalah untuk menentukan waktu mulai dan selesainya proyek, menunjukan hubungan ketergantungan antar kegiatan, menentukan jalur kritis, memperkirakan probabilitas waktu pengerjaan proyek, dan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ervianto, W. I. 2002. Manajemen Proyek Konstruksi. Andi, Yogyakarta.
Siswojo. 1981. Pokok-pokok Project Management PERT dan CPM, Erlangga, Jakarta.
Soeharto, I. 1995. Manajemen Proyek dari Konseptual sampai Operasional, Erlangga, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.