Halaman

28 September 2022

Mengenal Manajemen Proyek Agar Menjadi Efisien


Oleh : @A20-Kamaludin

Abstrak

Manajemen secara umum dipandang sebagai suatu upaya untuk mencapai suatu tujuan dengan sumber daya seefisien mungkin. Sementara itu, proyek diartikan sebagai rencana pekerjaan dengan suatu target pencapaian tertentu yang diselesaikan dalam rentang waktu tertentu. Secara kolektif, manajemen proyek​ adalah suatu pendekatan atau metode untuk​ mengelola suatu proyek dengan efektif dan efisien. Hal ini untuk mencapai tujuan bersama agar proyek manajemen yang dijalankan tidak ada hambatan saat menjalaninya.

Kata Kunci : Manajemen, Proyek, Manajemen Proyek

Abstract

Management is generally seen as an effort to achieve a goal with resources as efficiently as possible. Meanwhile, the project is defined as a work plan with a certain achievement target completed within a certain time span. Collectively, project management is an approach or method for managing a project effectively and efficiently. This is to achieve a common goal so that the management project that is carried out does not have any obstacles while undergoing it.

Key words : Management, Project, Project Management.

Pendahuluan

Manajemen proyek menurut Riyanarto Sarno adalah suatu proses merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan mengontrol sumber daya perusahaan dengan sasaran jangka pendek untuk mencapai goal dan objective yang spesifik. Manajemen Proyek dapat membantu pelaksanaan proyek menjadi lebih terkendali dan teratur. Manajemen Proyek juga bertujuan untuk mendapatkan metode atau teknis yang paling baik agar  sumber-sumber daya yang terbatas diperoleh dari hasil yang maksimal. Oleh sebab itu manajemen proyek perlu diterapkan untuk menghasilkan proyek dengan hasil yang sesuai dengan tujuan, harapan, ataupun target yang telah ditentukan.

Pembahasan

Tahapan Manajemen Proyek
  • Tahap Inisiasi
    Tahapan manajemen proyek yang pertama ialah inisiasi pelaksanaan proyek. Pada bagian ini, perusahaan biasanya akan mendiskusikan sejumlah aspek, mulai dari tujuan, risiko, ruang lingkup, anggaran, timeline, hingga pemilihan project manager.
  • Tahap Perencanaan
    Setelah seluruh aspek telah dipertimbangkan secara matang, kemudian perusahaan perlu membuat perencanaan guna memastikan bahwa proyek dapat terlaksana sesuai tujuan. Ini merupakan salah satu bagian terpenting dalam tahapan manajemen proyek. Pasalnya, seluruh rincian pelaksanaan akan dispesifikasikan berdasarkan kebutuhan klien.
  • Tahap Eksekusi
    Bagian paling krusial dari suatu manajemen proyek adalah tahap implementasi. Ya, setelah rancangan proyek disusun serta disetujui oleh manajer dan stakeholder terkait, Pada tahap ini, project manager sangat berperan dalam memastikan seluruh kegiatan operasional dapat terealisasi berdasarkan panduan anggaran maupun jadwal yang sebelumnya telah ditentukan.
  • Tahap Pengawasan
    Melakukan monitoring dan kontrol terhadap pengerjaan proyek juga merupakan hal penting yang tak boleh dilewatkan. Project manager wajib memantau setiap kegiatan operasional secara berkala supaya implementasinya tetap sesuai rencana dan terhindar dari kesalahan.
  • Tahap Penutupan
    Tahap terakhir dari manajemen proyek adalah penutupan. Artinya, setelah tujuan proyek telah terealisasi, maka penggunaan sumber daya pun dihentikan, lalu project manager akan menyelesaikan perjanjian kontrak dengan pihak-pihak luar yang terlibat sebelumnya.
Pendekatan Terhadap Manajemen Proyek
  • Waterfall
    Ketika menggunakan pendekatan ini, setiap tugas yang ada di dalam proyek harus diselesaikan satu persatu sebelum memulai tugas selanjutnya. 
  • Critical path method
    Metode ini kurang lebih sama dengan Waterfall, di mana ia menggunakan pendekatan yang sequential. Tugas penyelenggara yang menggunakan pendekatan project management ini adalah untuk memprioritaskan sumber daya yang dibutuhkan.
  • Critical chain project management (CCPM)
    Pendekatan manajemen proyek CCPM berfokus kepada sumber daya yang dibutuhkan untuk masing-masing tugas dan pekerjaan yang ada di dalam proyek. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa fokus utama dari proyek dapat benar-benar terlaksana.
  • Agile
    Agile dalam project management adalah sebuah pendekatan yang berfokus kepada kolaborasi tim, dibandingkan dengan struktur hierarki.
  • Scrum
    Berbeda dengan pendekatan tradisional, pendekatan Scrum memungkinkan anggota tim untuk memiliki beban tanggung jawab yang biasa diemban oleh project manager.
  • Kanban
    Kanban dalam project management adalah sebuah pendekatan yang kurang lebih sama dengan Scrum. Akan tetapi, ia hadir dengan periode kerja yang bersifat lebih kontinyu.
  • Extreme programming (XP)
    Pendekatan ini cocok untuk proyek dengan klien yang belum mengetahui apa yang dibutuhkan dari hasil akhir nantinya. Hal ini dikarenakan dengan menggunakan XP, project manager dapat melakukan percobaan dan memberi feedback terhadap klien. 
  • Adaptive project framework (APF)
    Pendekatan APF juga cocok untuk proyek berbasis teknologi dan informasi yang membutuhkan fleksibilitas dan juga tingkat adaptasi yang tinggi.

Kesimpulan

Untuk mendapatkan hasil yang sesuai yang telah ditetapkan, kita harus menghetaui terlebih dahulu tahapan-tahapan pada manajemen proyek, dari situlah diketahui bahwa dari tahapan-tahapan tersebut ada proses yang harus dilalui setiap apa yang dilakukan, tujuannya agar manajemen proyek dapat terkendali dan teratur dengan hasil apa yang diinginkan.

Referensi

Siswanto, Agus, B., & Salim, M. Afif. (2019). Manajemen Proyek. CV. Pilar Nusantara.

Vinela S, Vin. (Juni 11, 2021). Pentingnya Penerapan Manajemen Proyek dalam Pelaksaan Sebuah Proyek. 

Modul 4 Mata Kuliah Manajemen Proyek Industri. Universitas Mercu Buana Jakarta.

Aliya, Humaira. (September 01, 2021). Penting untuk Kesuksesan Proyek Perusahaan, Kenali Metode Project Management. retrieved by : https://glints.com/id/lowongan/project-management/#.YzRranbP23A


MANAJEMEN PROYEK TIDAK DAPAT DIPANDANG SEBELAH MATA


 Kevin Adnan Husain (@A10-KEVIN)

ABSTAK

Dewasa ini, kebutuhan perusahaan terhadap fungsi manajemen proyek tidak dapat dipandang hanya dengan sebelah mata. Hal ini disebabkan karena dalam melakukan proses produksi, perusahaan harus mampu menghasilkan suatu produk baik berupa barang ataupun jasa yang sesuai dengan kriteria ,waktu dan besarnya biaya yang telah ditetapkan. Perubahan terhadap salah-satu dari ketiga faktor tersebut dapat mempengaruhi dua faktor lainnya yang tentunya juga akan berdampak pada besar kecilnya nilai keuntungan yang dapat diperoleh perusahaan. Lalu seberapa besar pentingnya penerapan manajemen proyek dalam suatu perusahaan? Manajemen proyek mulai dianggap penting saat bangsa Amerika mengalami kegagalan yang sangat serius dalam kegiatan mega proyek mereka

Manajemen proyek adalah ilmu yang berkaitan dengan sebuah proses yang dilakukan untuk mencapai suatu target dengan melakukan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian sesuai dengan batasan waktu yang telah ditentukan. Peranan manajemen proyek dalam suatu pelaksanaan proyek konstruksi sangatlah penting, mengingat proses pelaksanaan proyek konstruksi ini bersifat dinamis. Hal ini dilatarbelakangi dengan selalu berubahnya kebutuhan sumber daya, baik jenis maupun jumlah yang dibutuhkan.

Kata Kunci: Proyek, Manajemen Proyek, S-Curve, Cause and Effect Diagram

PENDAHULUAN

Proyek merupakan suatu kegiatan usaha yang kompleks, sifatnya tidak rutin, memiliki keterbatasan terhadap waktu, anggaran dan sumber daya serta memiliki spesifikasi tersendiri atas produk yang akan dihasilkan. Dengan adanya keterbatasan-keterbatasan dalam mengerjakan suatu proyek, maka sebuah organisasi proyek sangat dibutuhkan untuk mengatur sumber daya yang dimiliki agar dapat melakukan aktivitas-aktivitas yang sinkron sehingga tujuan proyek bisa tercapai. Organisasi proyek juga dibutuhkan untuk memastikan bahwa pekerjaan dapat diselesaikan dengan cara yang efisien, tepat waktu dan sesuai dengan kualitas yang diharapkan.

Menurut Larson yang diterjemahkan oleh Dimyati & Nurjaman (2014:3-4), menjelaskan tujuan utama proyek adalah memuaskan kebutuhan pelanggan. Disamping kemiripan, karakteristik dari sebuah proyek membantu membedakan proyek tersebut dari yang lainnya dalam organisasi.

Karakteristik utama proyek adalah:

• Penetapan tujuan

• Masa hidup yang terdefinisi mulai dari awal hingga akhir

• Melibatkan beberapa departemen dan profesional

• Melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya

• Waktu, biaya dan kebutuhan yang spesifik

PEMBAHASAN

Proyek Konstruksi

Salah satu dari jenis proyek adalah Proyek Konstruksi. Komponen kegiatan utama proyek jenis ini terdiri dari pengkajian kelayakan, desain engineering, pengadaan dan konstruksi. Produknya berupa pembangunan jembatan, gedung, pelabuhan, jalan raya, dan sebagainya.

Di dalam suatu proyek konstruksi, terdapat beberapa pihak yang terlibat di dalamnya. Pihak-pihak yang terlibat tersebut secara garis besar dapat dikategorikan atas :

         Pemilik Proyek (Owner)

Pemilik Proyek betindak sebagai badan atau orang yang mempunyai gagasan dan berkewajiban membiayai proyek secara keseluruhan.

 

         Konsultan Proyek

Konsultan proyek mempunyai tugas dan tanggung jawab menangkap ide dan gagasan dari pemilik proyek melalui manajemen konstruksi, kemudian melakukan pengelolaan tahap demi tahap sampai ide tersebut terwujud. Konsultan berfungsi sebagai penasehat terhadap pemilik proyek dan mewujudkan gagasan tersebut.

 

         Pelaksana (Kontraktor)

Kontraktor adalah sebagai pelaksana proyek yang diberikan oleh pemilik proyek dengan pengarahan dan pengendalian yang dilakukan oleh manajemen konstruksi, sehingga pelaksanaan sesuai dengan perencanaan yang telah digariskan, dan mempunyai tanggung jawab dalam melaksanakan gagasan atau ide menjadi nyata.

 

Pengertian Manajemen Proyek

Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan kegiatan anggota serta sumber daya yang lain untuk mencapai sasaran organisasi (perusahaan) yang telah ditentukan.

Dari berbagai pengertian tersebut, manajemen adalah usaha manusia untuk mencapai tujuan dengan cara yang paling efektif dan efisien. Usaha ini merupakan bagian dari proses manajemen, yaitu rangkaian kegiatan yang dilakukan secara berurutan atau kronologis. Rangkaian kegiatan meliputi penetapan tujuan (goal setting), perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating) dan pengawasan atau pengendalian (controlling).

Proyek adalah usaha yang mempunyai awal dan akhir dan dijalankan untuk memenuhi tujuan yang telah ditetapkan dalam biaya, jadwal, dan sasaran kualitas. Dari definisi ini, manajemen proyek dapat diartikan sebagai proses kegiatan untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atas sumber daya organisasi yang dimiliki perusahaan untuk mencapai tujuan tertentu dalam waktu dan sumber daya tertentu pula.

 

Tujuan Manajemen Proyek

Tujuan pokok manajemen adalah mengelola fungsi-fungsi manajemen sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil optimum sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan serta penggunaan sumber daya yang efisien dan efektif.

Untuk mencapai tujuan manajemen, perlu diusahakan pengawasan terhadap mutu, biaya, dan waktu. Oleh karena itu, dilakukan pelaksanaan pengawasan mutu (quality control), pengawasan biaya (cost control), dan pengawasan waktu pelaksanaan (time control). Ketiga pengawasan ini dilakukan secara bersamaan.

 

Fungsi Manajemen Proyek

Fungsi manajemen proyek sebagai suatu proses, manajemen mengenal urutan pelaksanaan yang logis, yang menggambarkan bahwa tindakan manajemen diarahkan pada pencapaian sasaran yang telah ditetapkan karena penetapan tujuan (sasaran) merupakan tindakan manajemen yang pertama, diikuti tindakan perencanaan (planning), organisasi (organizing) dan koordinasi (coordinating), pelaksanaan (actuating) dan pengawasan dan pengendalian (controlling) dengan pemanfaatan sumber daya yang tersedia secara efisien dan efektif.

 

KESIMPULAN

Manajemen proyek merupakan suatu usaha merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan, mengkoordinasi, dan mengawasi kegiatan dalam proyek sedemikian rupa sehingga sesuai dengan jadwal waktu dan anggaran yang telah ditetapkan. Suatu pekerjaan rutin biasanya berlangsung secara kontinu, berulang-ulang dan berorientasi ke proses. Sebagai suatu proses yang terus menerus, pekerjaan yang rutin tidak dianggap suatu proyek. Suatu proyek pasti mempunyai suatu tujuan yang ingin dicapai. Dalam mencapai tujuan tersebut,suatu proyek biasanya mempunyai kegiatan yang berlangsung dalam waktu tertentu dengan hasilakhir tertentu. Proyek dapat dibagi-bagi menjadi sub-sub pekerjaan yang harus diselesaikan dengan batas waktu tertentu untuk mencapai tujuan proyek secara keseluruhan dengan tepat waktu.

 

DAFTAR PUSTAKA

Dipohusodo, Istimawan.1996.Manajemen Proyek dan Konstuksi jilid I,Yogyakarta:Kanisius

Modul Perkuliahan Mata Kuliah Manajamenen Proyek Industri. 2022. Universitas Mercu Buana

Husen, Abrar MT.2009. Manajemen Proyek.Yogyakarta: C.V Andi Offeset


SIRKLUS MANAJEMEN DALAM PROYEK INDUSTRI



 

Oleh : Fauzi Ardiansyah (@A08-FAUZI)

Abstrak

Manajemen proyek adalah ilmu yang berkaitan dengan sebuah proses yang dilakukan untuk mencapai suatu target dengan melakukan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian sesuai dengan batasan waktu yang telah ditentukan. Peranan manajemen proyek dalam suatu pelaksanaan proyek konstruksi sangatlah penting, mengingat proses pelaksanaan proyek konstruksi ini bersifat dinamis. Hal ini dilatarbelakangi dengan selalu berubahnya kebutuhan sumber daya, baik jenis maupun jumlah yang dibutuhkan.manajemen proyek telah menjadi sebuah tema penting bagiorganisasi yang mengedepankan pengelolaan prosesbisnisnyasecaraprofesionaldan modern.

 

Kata kunci : Manajamen proyek, Proyek

 

PENDAHULUAN

 

Karakteristik utama proyek adalah kebaruannya. Ini biasanya merupakan langkah yang tick diketahui karena penuh dengan risiko bahkan ketidakpastian dari proyek tersebut. Di dalam proyek tidak ada dua proyek yang persis sama pada pengerjaannya, bahkan proyek yang berulangpun akan berbeda dari sebelumnya dalam satu atau lebih aspek komersial, administratif maupun fisiknya. Contohnya banyak proyek yang telah melebihi biayanya dengan jumlah yang sangat besar, terlambat atau bahkan ditinggalkan sebelum proyek tersebut selesai dikerjakan. Kegagalan seperti itu biasanya terlalu umum dalam industri, perdagangan, dan terutama pada sektor publik (Dennis Lock, 2013).

 

Manajemen proyek, dalam beberapa bentuk telah ada selama ribuan tahun, beberapa contoh penting adalah piramida raksasa, perjalanan Musa dari Israel keluar dari Mesir, kuil dan istana yang dibangun oleh Salomo, dan program pembangunan yang luar biasa dari orang-orang Yunani dan Romawi. Pencapaian proyek tersebut sama sekali diluar akal sehat kita dan. bertentangan dengan imajinasi, terutama mengingat alat yang digunakan pada masa itu.

 

 

 

PERMASALAHAN

Manajer proyek dan tim proyek memiliki satu tujuan bersama dalam melaksanakan pekerjaan proyek yaitu untuk memenuhi tujuan proyek. Setiap proyek memiliki permulaan, periode tengah di mana kegiatan memindahkan proyek menuju penyelesaian, dan akhir (sukses atau tidak berhasil). Proyek standar biasanya memiliki empat siklus utama berikut (masing-masing dengan agenda tugas dan masalah sendiri): permulaan, perencanaan, pelaksanaan, dan penutupan. Secara bersama-sama, siklus-siklus ini merepresentasikan cara yang diambil dalam mengerjakan proyek dari awal hingga akhir dan secara umum ini disebut sebagai siklus hidup proyek.

 

PEMBAHASAN

Definisi proyek

 

Proyek adalah sebuah usaha yang menghasilkan seperangkat pengiriman dalam waktu tertentu, biaya dan kualitas tertentu. Proyek berbeda dengan kegiatan operasi bisnis biasa, proyek yang dimaksud disini menurut Jason Westland (2006).

Unik secara alami. Proyek tidak melibatkan proses pengulangan. Setiap proyek yang dilakukan berbeda dengan proyek yang telah dilakukan, di mana kegiatan operasinya sering melibatkan proses pengulangan yang sama Mempunyai batasan waktu. Proyek mempunyai permulaan dan akhir tanggal yang jelas dimana pengiriman harus dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Mempunyai anggaran yang telah disetujui. Proyek adalah tingkatan yang telah dialokasikan terhadap pengeluaran keuangan dimana pengiriman telah dihasilkan, untuk memenuhi kebutuhan pelanggan tertentu.
 
Permulaan Proyek
 
Tahap Permulaan Proyek adalah fase pertama dalam Siklus Hidup Manajemen Proyek, karena melibatkan awal proyek baru. Anda dapat memulai proyek baru dengan menentukan tujuan, ruang lingkup, dan hasil yang akan dicapai. Anda juga akan menyewa tim proyek Anda, mengatur Kantor Proyek dan meninjau proyek, untuk mendapatkan persetujuan dalam memulai tahapan berikutnya. Ini adalah tingkat di mana Anda ingin membagikan manajer proyek untuk memegang proyek dan bertanggung jawab atas keberhasilannya (Vikash, 2018).
 
Perencanaan proyek
 
Setelah area dari proyek ditetapkan dalam istilah referensi, maka selanjutnya proyek ke tahap perencanaan secara mendetail.
 
Hal ini meliputi pembentukan:
 
● Rencana proyek tentang kegiatan-kegiatan, tugas-tugas tertentu, ketergantungan, dan waktu perencanaan;
 
● Rencana sumber tentang tenaga kerja, peralatan dan materi yang diperlukan;
 
● Rencana finansial dalam mengidentifikasi tentang biaya tenaga kerja, peralatan dan materi;
 
● Rencana kualitas yang menyediakan kualitas sasaran, jaminan dan pengukuran kontrol;

 

Pelaksanaan Proyek

 

Tahapan ini meliputi penerapan rencana-rencana yang dibentuk selama tahap perencanaan proyek. Ketika setiap rencana dilakukan, rangkaian manajemen proses diambil untuk memonitor dan mengontrol hasil dari pengiriman proyek. Hal ini mencakup perubahan pemeriksaan, dan segala hal risiko yang akan dihadapi, menginspeksi kualitas dari pengiriman dan mengukur setiap hasil pengiriman yang bertentangan dengan kriteria persetujuan. Setelah semua pengiriman telah dihasilkan dan pelanggan telah menerima solusi terakhir, maka proyek siap untuk diakhiri.

 

KESIMPULAN

Sirklus manajemen sebagai suatu ilmu dan seni (Management is a Science and Art) Manajemen sebagai suatu ilmu merupakan teori-teori yang telah tersusun secara sistematis dan teruji dalam praktek dan akan selalu berkembang. Merupakan suatu ilmu yang bersifat interdisiplinner yang memerlukan disiplin ilmu-ilmu lain dalam penerapannya, seperti statistic, matematika, filsafat, dsb sedangkan manajemen sebagai suatu seni,dimana dalam penerapannya memerlukan seni tersendiri yang dimiliki oleh seorang manajer, yang didasarkan pada bakat dan pengalamannya. Ilmu manajemen mengajarkan pengetahuan tentang manajemen,sedang seni manajemen mengajarkan tentang bagaimana melaksanakan sesuatu hal yang berkaitan dengan bidang manajemen.

 

REFERENSI

Modul 4 Manajemen Proyek Industri

 

Sitanggang, N., Simarmata, J., & Luthan, P. L. A. (2019). Pengantar konsep manajemen proyek untuk teknik. Yayasan Kita Menulis.

 

Triyadi, Agus. 2021. Manajemen Proyek.

STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIFITAS INOVASI KONSTRUKSI



 Oleh : Luthfia Hamidah 

ABSTRAK

Manajemen Inovasi adalah kombinasi dari manajemen dari proses inovasi dan manajemen perubahan. Hal ini mengacu pada produk, proses bisnis, dan inovasi organisasi. Manajemen inovasi terdiri dari serangkaian metode yang memungkinkan manajer dan insinyur untuk bekerja sama dengan kesamaan pemahaman mengenai proses dan tujuan. Manajemen inovasi memungkinkan organisasi untuk menanggapi peluang eksternal atau internal dan menggunakan kreativitas untuk memperkenalkan ide-ide, proses, atau produk.


PENDAHULUAN

Inovasi dapat diartikan sebagai proses dan/atau hasil pengembangan pemanfaatan/mobilisasi pengetahuan, keterampilan (termasuk keterampilan teknologi) dan pengalaman untuk menciptakan atau memperbaiki produk (barang dan/atau jasa), proses, dan/atau sistem yang baru, yang memberikan nilai yang berarti atau secara signifikan (terutama ekonomi dan sosial).

Proses inovasi dapat didorong atau ditarik melalui pembangunan. Yang mendorong proses ini didasarkan pada teknologi baru atau teknologi yang telah ada, dimana organisasi memiliki akses, dan mencoba untuk menemukan aplikasi yang menguntungkan.

Industri konstruksi pada dasarnya adalah industri kreatif. Terdapat banyak sekali elemen yang merupakan ruang terbuka untuk diinovasi. Hal ini karena tiap proyek terdiri atas sangat banyak item pekerjaan.

Item pekerjaan yg terdapat pada BQ proyek biasanya mencapai ratusan item pekerjaan yang biasanya masih bisa diuraikan menjadi sub-item pekerjaan. Dimana pada masing-masing item pekerjaan tersebut jika diurai terdapat aspek produk, metode pelaksanaan, dan manajemen pelaksanaan.

Item pekerjaan pile cap misalnya. Jika diuraikan dapat menjadi galian tanah, perataan tanah, lantai kerja, bekisting dinding, pemasangan tulangan, pengecoran, dan penimbunan tanah kembali. Lalu dari sisi produk jika diambil dari salah satu sub-itemnya adalah bekisting dinding pile cap yang bisa dari material bataco, bekisting kayu, bekisting sisa bobokan pancang, dll. Dari sisi metode pelaksanaan dapat berupa pengecoran bertahap (jika volume besar), pengecoran dengan bantuan pompa, pemasangan tulangan dengan full prefab atau sebagian prefab, prafab 2 bagian, dll.


PEMBAHASAN

Ada beberapa strategi yang disimpulkan berdasarkan pengalaman yang dihubungkan dengan aspek weakness industri konstruksi seperti yg telah dijelaskan pada tulisan sebelumnya, yaitu :

1. WAKTU KHUSUS – Di awal proyek (fase planning), harus disediakan waktu / sesi khusus dengan frekuensi yang memadai untuk diskusi terkait identifikasi masalah, dan ide2 problem solving. Hal ini karena, masa awal proyek adalah golden period dalam mencetuskan ide2 inovasi. Pada saat fase execution, hampir semua tim berada dalam load yang tinggi dimana mereka sudah terlalu sibuk untuk memikirkan inovasi.

2. RUANG LINGKUP INOVASI YG FOKUS – Memberikan fokus lingkup pekerjaan / masalah untuk dilakukan inovasi. Strategi fokus ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas ide karena terlalu banyak aspek / masalah untuk dipikirkan ide inovasi akan kurang efektif. Lebihbaik fokus pada aspek / masalah yang lebih sedikit namun dampak bersifat / berpotensi melingkupi pareto dari keseluruhan proyek.

3. KONVERSI TEKANAN MENJADI TANTANGAN – Pemimpin harus mendorong iklim inovasi dengan mengubah masalah menjadi tantangan. Melalui persepsi masalah adalah tantangan bagi tim, ternyata cukup efektif untuk meningkatkan produktifitas atas ide2 inovasi. Unsur tekanan / stress akan berubah menjadi spirit.

4. LEADERSHIP DG ROLE MODEL – Pemimpin juga harus memberikan contoh yang baik dengan memulai aktifitas inovasi dari dirinya sendiri. Perlu disadari bahwa inovasi pada dasarnya adalah suatu culture dan agent of culture adalah pimpinan. Sedangkan cara paling efektif untuk mempengaruhi tim bagi pemimpin adalah dengan memberi contoh.

5. SUASANA KONDUSIF – Membentuk iklim yang kondusif bagi inovasi terutama suasana pendukung kreatifitas. Hal ini dapat dilakukan dengan cara membentuk kesepakatan untuk selalu menghargai ide kreatif apapun dari tim, ruang kerja / kantor yang nyaman, dll. Contoh bagus dapat mencontoh bagaimana perusahaan google mendesign kantor yang kondusif bagi kreatifitas ide2 inovasi.

6. KOLABORASI – Pola Diskusi sebaiknya melibatkan sebanyak mungkin pihak / personil yang terkait. Hal ini sederhananya karena dua kepala lebih baik dari satu kepala. Kolaborasi juga bisa tidak terbatas dalam satu tim proyek karena terdapat beberapa proyek yang mungkin menghadapi masalah yang sama yang memerlukan inovasi. Sehingga kolaborasi akan lebih baik dilakukan lintas proyek

7. STRATEGI DISKUSI / BRAINSTORMING – Ada tiga strategi penting yaitu dimulai dengan edukasi teknik kreatifitas pada tim di awal proyek atau sebelum diskusi. Hal ini karena tiap orang memiliki kecenderungan menggunakan satu atau beberapa teknik kreatifitas tertentu saja. Padahal teknik kreatifitas sangat variatif. Kedua adalah Diskusi / brainstorming juga tidak boleh menjatuhkan semangat inovasi tim yang biasanya karena buru-buru “cut” pendapat anggota diskusi. Ketiga adalah dengan teknik provokasi. Teknik ini yaitu dengan mendapatkan beberapa solusi yang proven yang ada yang bersifat “menggugah” atau “menantang” anggota diskusi. Solusi proven dapat dicari dari banyak referensi dan sumber (buku, jurnal, informasi expert, internet,dll)

8. REWARD AND NO PUNISHMENT – Memberikan reward yang sesuai bagi personil dengan ide2 inovasi yang berkualitas. Contoh gampang adalah dengan membuat program di proyek “Best Innovator” dalam frekuensi waktu tertentu (tiap minggu atau tiap bulan). Reward sederhana ini penting sebagai bukti penghargaan pimpinan / manajemen atas effort lebih dari karyawan. Khusus untuk inovasi, sangat dilarang adalah suatu punishment atas kegagalan penerapan inovasi atau social punishment atas ide2 yg mungkin dianggap tidak bermutu.


KESIMPULAN

Pada akhirnya, inovasi bukanlah apa-apa tanpa eksekusi yang hebat itulah inti dari manajemen proyek. Namun, eksekusi yang hebat tidak akan menghasilkan hasil yang terbaik jika tidak didorong oleh strategi yang jelas dan kohesif. Strategi dan implementasi atau strategi dan manajemen proyek perlu bekerja sama secara erat dan perlu beradaptasi dengan cara yang terkoordinasi saat situasi berkembang.


DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_inovasi

https://wakool.id/blog/471-inovasi-untuk-hasil-yang-lebih-optimal---project-management-series

https://manajemenproyekindonesia.com/?p=3773


RUANG LINGKUP MANAJEMEN PROYEK (SIKLUS HIDUP PROYEK, PROSES MANAJEMEN PROYEK, MEMBANGUN INOVASI PROYEK)

Oleh

Oliver Gideon Parsaoran (@A12-OLIVER)

41620010026

 

Abstrak

Artikel ini menjelaskan tentang siklus hidup proyek, proses manajemen proyek, dan membangun inovasi proyek

 

Kata kunci: Manajemen, proyek, siklus hidup, proses, inovasi

Abstract

This article describes the project life cycle, project management process, and building project innovation

 

Keywords: Management, project, life cycle, process, innovation

 

PENDAHULUAN

Proyek Merupakan upaya sementara yang dilakukan dalam suatu industri untuk menciptakan sebuah produk, layanan, atau hasil yang unik. Sebuah proyek bersifat sementara karena memiliki awal dan akhir waktu yang pas, dan karenanya menentukan lingkup dan sumber daya.

Dan sebuah proyek bersifat unik, dikarenakan bukan merupakan operasi rutin, tetapi merupakan serangkaian operasi khusus yang dirancang untuk mencapai satu tujuan. Jadi, tim proyek seringkali melibatkan orang-orang yang biasanya tidak bekerja bersama, kadang-kadang dari organisasi yang berbeda dan dari bisa lintas geografi.

Salah satu contoh proyek yaitu, pengembangan perangkat lunak untuk aplikasi bisnis, pembangunan gedung atau jembatan, upaya pemulihan setelah bencana alam, perluasan penjualan ke pasar geografis baru, riset, penyusunan sebuah buku dan lain-lain. Inti dari kegiatan suatu proyek yaitu adanya kegiatan awal dan juga akhir dari suatu proses kerja.

Manajemen adalah suatu proses untuk memanfaatkan sumberdaya manusia dan sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan tertentu, sehingga tujuan tersebut tercapai secara efisien/tepat guna dan efektif/hasil guna. Maka dapat disimpulkan bahwa Manajemen Proyek adalah Suatu proses manajemen pada suatu proyek dari awal hingga akhir proyek agar tujuan proyek tercapai dengan baik, tepat waktu, sesuai mutu yang disyaratkan dan sesuai biaya yang disediakan. Manajemen Proyek merupakan penerapan pengetahuan, keterampilan, alat, dan teknik untuk kegiatan proyek agar memenuhi persyaratan proyek. Dan semua harus dikelola secara ahli untuk memberikan hasil yang tepat waktu, sesuai anggaran, pembelajaran dan integrasi yang dibutuhkan organisasi.

 

PEMBAHASAN

I. Siklus Hidup Proyek

Siklus hidup proyek merupakan kumpulan fase. Beberapa organisasi menentukan serangkaian siklus hidup untuk digunakan di semua proyek. Siklus hidup proyek menentukan pekerjaan apa yang akan dilakukan di setiap fase, siapa yang terlibat dalam setiap fase, dan bagaimana manajemen akan mengontrol dan menyetujui pekerjaan yang dihasilkan di setiap fase.

Dua fase proyek tradisional pertama (konsep dan pengembangan) fokus pada perencanaan, dan sering disebut sebagai kelayakan proyek atau project feasibility. Dua fase terakhir (implementasi dan penutupan) fokus pada pelaksanaan pekerjaan aktual, dan sering disebut sebagai akuisisi proyek. Setiap fase proyek harus berhasil diselesaikan sebelum tim melanjutkan ke fase berikutnya. Pendekatan siklus hidup proyek ini memberikan kontrol manajemen yang lebih baik dan tautan yang sesuai dengan operasi organisasi yang sedang berlangsung.

1.1. Fase Proyek

1)     Fase Konsep

Pada fase ini, manajemen merumuskan perencanaan proyek, persiapan tentang estimasi biaya proyek dan menyusun aktivitas kegiatan dalam proyek. Dalam fase konsep, manajer biasanya mengembangkan kasus bisnis, yang menggambarkan kebutuhan proyek dan konsep dasar yang mendasarinya. Perkiraan biaya awal atau kasar dikembangkan dalam tahap pertama ini, dan gambaran umum dari pekerjaan yang diperlukan akan dibuat. Salah satu alat bantu untuk membuat gambaran pekerjaan yang dibutuhkan adalah work breakdown structure (WBS). Sebuah WBS menguraikan pekerjaan proyek dengan menguraikan kegiatan kerja menjadi berbagai tingkat tugas. WBS adalah dokumen berorientasi penyampaian yang mendefinisikan cakupan total proyek. Dalam fase konsep, WBS biasanya hanya memiliki dua level.

2)     Fase Pengembangan

Setelah fase konsep selesai, fase proyek berikutnya adalah fase pengembangan. Dalam fase pengembangan, tim proyek membuat rencana manajemen proyek yang lebih rinci, perkiraan biaya yang lebih akurat, dan WBS yang lebih menyeluruh. Sebagai contoh misalkan laporan pada fase konsep menyarankan bahwa mewajibkan siswa untuk memiliki tablet adalah salah satu cara untuk meningkatkan penggunaan teknologi di kampus. Tim proyek kemudian dapat mengembangkan gagasan ini lebih jauh dalam fase pengembangan. Tim harus memutuskan apakah siswa akan membeli atau menyewa tablet, jenis perangkat keras dan perangkat lunak yang dibutuhkan tablet, berapa biaya yang harus ditagih kepada siswa, bagaimana menangani pelatihan dan pemeliharaan, dan bagaimana mengintegrasikan teknologi baru dengan kursus saat ini. Namun, jika laporan fase konsep menunjukkan bahwa tablet bukanlah ide yang baik untuk kampus, maka tim proyek tidak akan lagi mempertimbangkan untuk meningkatkan penggunaan teknologi dengan membutuhkan tablet dan akan membatalkan proyek sebelum pengembangan. Pendekatan bertahap ini meminimalkan waktu dan uang yang dihabiskan untuk mengembangkan proyek yang tidak sesuai. Ide proyek harus melewati fase konsep sebelum berkembang ke fase pengembangan.

3)     Fase Implementasi

Fase ketiga dari siklus hidup proyek tradisional adalah implementasi. Dalam fase ini, tim proyek membuat perkiraan biaya yang pasti atau sangat akurat, memberikan pekerjaan yang diperlukan, dan memberikan laporan kinerja kepada pemangku kepentingan. Sebagai contoh misalkan sebuah perguruan tinggi mengambil ide untuk mewajibkan siswanya memiliki tablet melalui fase pengembangan. Selama tahap implementasi, tim proyek perlu mendapatkan perangkat keras dan perangkat lunak yang diperlukan, memasang peralatan jaringan yang diperlukan, mengirimkan tablet kepada siswa, membuat proses untuk mengumpulkan biaya, dan memberikan pelatihan kepada siswa, fakultas, dan staf. Orang lain di kampus juga akan dilibatkan dalam tahap implementasi. Fakultas perlu mempertimbangkan cara terbaik untuk memanfaatkan teknologi baru. Staf perekrutan harus memperbarui materi mereka untuk mencerminkan fitur baru perguruan tinggi ini. Keamanan perlu mengatasi masalah baru yang mungkin timbul dari siswa yang membawa peralatan mahal. Tim proyek biasanya menghabiskan sebagian besar tenaga dan uangnya selama tahap pelaksanaan proyek.

4)     Fase Penyerahan Proyek

Fase terakhir dari siklus hidup proyek tradisional adalah fase penutupan. Di dalamnya, semua pekerjaan selesai, dan pelanggan harus menerima keseluruhan proyek. Tim proyek harus mendokumentasikan pengalamannya pada proyek dalam laporan pembelajaran. Contoh yang dibahas pada fase sebelumnya terkait ide tablet, jika berhasil sampai tahap implementasi dan semua siswa menerima tablet, tim proyek kemudian akan menyelesaikan proyek dengan menutup semua aktivitas terkait. Anggota tim dapat melakukan survei kepada mahasiswa, fakultas, dan staf untuk mengumpulkan pendapat tentang bagaimana proyek berjalan. Mereka akan memastikan bahwa semua kontrak dengan pemasok diselesaikan dan pembayaran yang sesuai telah dilakukan. Mereka akan mentransisikan pekerjaan di masa mendatang terkait proyek tablet ke bagian lain organisasi. Tim proyek juga dapat berbagi laporan pembelajaran dengan perguruan tinggi lain yang sedang mempertimbangkan program serupa.

1.2. Implementasi Model Metode Pengembangan Sistem

Tahapan yang memungkinkan kegiatannya mengimplementasikan model metode pengembangan sistem adalah pada fase development atau fase pengembangan. Karena pada fase ini adalah fase untuk proses pengembangan dari fase sebelumnya yaitu fase konsep. Implementasi model yang dapat digunakan sebagaimana kerangka kerja atau framework untuk menggambarkan tahapan pengembangan sistem informasi atau biasa disebut SDLC bisa menggunakan model yang populer seperti model waterfall, model spiral, model incremental release, model RAD atau yang terakhir model prototyping.

 

II. Proses Manajemen Proyek

Berdasarkan PMBOK Guide (Project Management Body of Knowledge) yang dikembangkan oleh Project Management Institute (PMI), siklus atau tahapan manajemen proyek meliputi lima tahap fase yang berbeda yaitu initiation, planning, execution, monitoring, dan project closure. Manajer proyek kemudian akan menggunakan metodologi manajemen proyek untuk mengelola lima tahap ini untuk mencapai hasil yang maksimal. Berikut kelima tahapan manajemen proyek tersebut.

1)     Project Initiation

Tahapan manajemen proyek yang pertama adalah fase initiation yaitu ketika Anda harus membuktikan bahwa proyek tersebut memiliki value dan layak untuk dijalankan. Tahap ini biasanya akan dimulai dengan pembuatan dokumen business case yang berisi penjelasan akan kebutuhan proyek serta perkiraan potensi keuntungan finansial. Untuk membuat dokumen tersebut, manajer proyek akan mengumpulkan beragam informasi mulai dari manfaat proyek, kerugian, biaya, serta risiko yang mungkin muncul. Dengan demikian, proyek dapat dinilai apakah layak untuk dijalankan dalam waktu dan biaya yang wajar dan normal. Jika proyek mendapat “lampu hijau”, maka manajer proyek perlu membuat piagam proyek atau Project Initiation Document (PID) untuk menguraikan tujuan dan persyaratan proyek. Dokumen tersebut juga harus berisi informasi akan kebutuhan bisnis dan pemangku kepentingan, serta business case.

2)     Project Planning

Setelah proyek disetujui untuk dijalankan maka tahapan manajemen proyek yang kedua adalah project planning atau perencanaan. Fase ini dapat dikatakan sebagai kunci keberhasilan manajemen proyek dan memiliki fokus pada pengembangan roadmap untuk diikuti semua anggota tim. Project planning dapat dimulai dengan menentukan goals bisnis yang ingin dicapai. Salah satu metode populer yang sering dipergunakan untuk menentukan tujuan bisnis adalah metode SMART yaitu Specific, Measurable, Achievable, Realistic, dan Timebound. Metode ini dapat membantu Anda untuk menentukan tujuan bisnis agar sesuai dengan 5 kriteria di dalamnya (Specific, Measurable, Achievable, Realistic, dan Timebound). Dengan demikian, anda dapat membuat goals secara spesifik serta memungkinkan untuk dapat dicapai. Di tahap ini, scope, biaya, sumber daya yang tersedia, serta jadwal proyek akan ditentukan. Selain itu, peran dan tanggung jawab masing-masing anggota tim juga akan didefinisikan dengan jelas sehingga setiap orang yang terlibat akan mengetahui masing-masing tanggung jawab. Di tahap ini, manajer proyek akan menyiapkan beberapa dokumen untuk memastikan proyek tetap berjalan dengan baik sesuai dengan rencana seperti:

·       Work Breakdown Schedule (WBS). Diagram yang memecah ruang lingkup proyek menjadi beberapa bagian untuk dapat dikelola oleh tim

·       Gantt Chart. Bagan yang memberikan tampilan visual mengenai jadwal tugas dari waktu ke waktu

·       Scope Statement. Dokumen yang mendefinisikan kebutuhan bisnis, manfaat proyek, tujuan, hasil akhir yang terukur, serta poin penting lainnya

3)     Project Execution

Tahapan manajemen proyek yang selanjutnya adalah project execution dimana produk yang dikelola dalam proyek akan dikembangkan dan diselesaikan. Selama tahap ini, manajer proyek akan mengalokasikan kembali sumber daya yang dibutuhkan agar tim tetap bekerja. Sebagian orang beranggapan bahwa tahapan ini terasa seperti inti dari proyek karena banyak aktivitas dan pekerjaan yang dilakukan selama tahap execution. Beberapa diantaranya seperti menjalankan rencana manajemen proyek, tugas-tugas yang sudah ditetapkan akan dikerjakan, memperbarui jadwal proyek, mengubah rencana proyek sesuai kebutuhan, mengelola anggaran yang tersedia, dan masih banyak lagi. Secara garis besar, pada tahap eksekusi ini ada beberapa hal yang perlu dilakukan yaitu:

·       Manajemen tugas

·       Manajemen jadwal

·       Pengelolaan biaya atau anggaran

·       Pengelolaan kualitas

Selain itu, di tahap ini komunikasi yang baik dengan pemangku kepentingan menjadi bagian penting yang perlu dilakukan. Oleh karena itu, tim akan mengadakan pertemuan rutin dengan pemangku kepentingan untuk menghindari kesalahpahaman serta menyesuaikan proses kerja dengan lebih baik untuk mendapatkan hasil yang sesuai harapan.

4)     Project Monitoring

Project monitoring mengacu pada pemantauan kemajuan dan kinerja proyek untuk memastikan bahwa semua aktivitas yang terjadi sejalan dengan rencana manajemen proyek yang sudah dibuat. Dengan proses monitoring ini, maka ketika terjadi penyimpangan maka Anda dapat segera mengetahui dan memperbaikinya. Seorang manajer proyek biasanya akan menggunakan Key Performance Indicators (KPI) untuk melihat apakah proyek tersebut berjalan sesuai rencana. Manajer proyek biasanya akan memantau beberapa aspek untuk mengukur kinerja proyek yang sedang berjalan, seperti:

·       Scope proyek

·       Distribusi anggaran

·       Jadwal dan tenggat waktu proyek

·       Kualitas dari produk yang dikembangkan, dan lain-lain.

Secara garis besar, tujuan utama dari tahap ini adalah untuk mengontrol dan memastikan bahwa proyek yang berjalan tidak keluar jalur atau rencana.

5)     Project Closure

Tahapan manajemen proyek yang terakhir adalah project closure atau penutupan proyek. Di tahap ini, hasil akhir akan disajikan kepada klien atau para pemangku kepentingan. Setelah produk atau hasil akhir disetujui, maka produk akan dirilis dan manajer proyek akan meninjau dan menyelesaikan dokumen-dokumen yang diperlukan. Manajer proyek dapat mengarsipkan dokumentasi proyek untuk digunakan lebih lanjut sebagai contoh pada proyek lain atau kebutuhan yang lain. Untuk mengakhiri proyek, manajer proyek perlu mendapatkan konfirmasi dari semua pihak baik itu dari pemangku kepentingan, klien, bahkan tim. Dengan demikian, maka tidak ada lagi permintaan perubahan di menit-menit terakhir. Manajer proyek juga akan secara resmi merilis sumber daya yang dipergunakan dalam pengerjaan proyek baik itu anggota tim, kontraktor eksternal, atau yang lain. Setelah kontrak berakhir, manajer proyek dan tim dapat melakukan Post-Mortem untuk mengevaluasi apa saja yang berjalan dengan baik serta mengidentifikasi kegagalan yang terjadi di dalam pelaksanaan proyek tersebut. Hal ini diperlukan agar tim dapat melakukan perbaikan untuk proyek-proyek lain di masa depan.

 

III. Membangun Inovasi Proyek

Wikipedia menyatakan bahwa "inovasi dapat diartikan sebagai proses dan/atau hasil pengembangan pemanfaatan/mobilisasi pengetahuan, keterampilan (termasuk keterampilan teknologi) dan pengalaman untuk menciptakan atau memperbaiki produk (barang dan/atau jasa), proses, dan/atau sistem yang baru, yang memberikan nilai yang berarti atau secara signifikan (terutama ekonomi dan sosial).

3.1. Inovasi Incremental dan Disruptive

Inovasi Incremental adalah proses untuk terus meningkatkan produk, proses, merek, atau model bisnis yang ada. Sebuah perusahaan mungkin memiliki keunggulan kompetitif di pasar mereka dalam beberapa cara—dengan produk yang diinginkan dan dibedakan, proses yang sangat efisien, merek yang membuat iri dan sulit untuk ditiru, atau cara yang sangat unik untuk mengemas semuanya dalam model bisnis yang efektif. Memang, perbaikan kecil dari inovasi tambahan dapat bertambah seiring waktu, tetapi juga dapat menawarkan pengembalian investasi yang semakin berkurang.

Inovasi Disruptive adalah di mana sebuah organisasi mengimplementasikan ide untuk produk, proses, merek atau model bisnis yang awalnya bahkan tidak bersaing dengan penawaran yang ada. Alih-alih secara bertahap meningkatkan apa yang ada, pengganggu mengambil pendekatan yang sama sekali berbeda untuk masalah tersebut, biasanya menawarkan solusi untuk sebagian kecil pelanggan yang kurang terlayani dengan biaya yang jauh lebih rendah dan dengan set fitur minimum.

3.2. Hal Yang Yapat Membantu Individu Berpikir Lebih Inovatif

·       Kembangkan rasa ingin tahu yang kreatif

·       Latih rasa ingin tahu analitis

·       Ekspresikan empati

·       Pastikan inklusivitas

·       Berkolaborasi

·       Berbagi visi bersama

·       Tunjukkan keberanian

·       Rangkullah eksperimen

·       Jadilah gesit

·       Berkomitmen pada inovasi untuk jangka panjang

3.3. Hal Yang Berpotensi Menghambat Sebuah Proyek Inovasi

1)     Kurang fokus dan struktur

Komitmen berlebihan ternyata bisa menghambat perusahaan mewujudkan inisiatif inovasi. Sepertiga dari responden mengaku dibebani terlalu banyak proyek. Hal ini umumnya terjadi di perusahaan-perusahaan yang sedang tumbuh pesat, di mana 41% dari responden melaporkan adanya terlalu banyak inisiatif yang harus dikerjakan secara bersama-sama. Kendala lain adalah tim inovasi yang terpisah dari bisnis inti.

2)     Kurang kepemimpinan

Tim bisnis dipandang kurang memiliki komitmen, ditambah lagi tidak ada kepemilikan (ownership) yang jelas terhadap proyek tersebut. Ini kendala yang sejak dulu kerap terjadi dalam merealisasikan inisiatif teknologi dan bisa menjadi hambatan utama bagi perusahaan dalam berinovasi.

3)     Keterlibatan pelanggan sebagai indikator keberhasilan

Dalam mengukur ROI, organisasi mulai beranjak dari Key Performance Indicator (KPI) tradisional, yaitu produktivitas karyawan (52%) dan pendapatan (53%); dan makin memerhatikan area-area, seperti pengalaman pelanggan (57%) dan retensi (52%).

 

KESIMPULAN

Tantangan utama sebuah proyek adalah mencapai sasaran-sasaran dan tujuan proyek dengan menyadari adanya batasan-batasan yang telah dipahami sebelumnya. Pada umumnya batasan-batasan itu adalah ruang lingkup pekerjaan, waktu pekerjaan dan anggaran pekerjaan. Dan hal ini biasanya disebut dengan "triple constrains" atau "tiga batasan". Dengan semakin meningkatnya kesadaran akan harkat dan martabat individu dalam menjalankan proyek, maka batasan ini kemudian berkembang dengan ditambahkan dengan batasan keempat yaitu faktor keselamatan.

 

REFERENSI

K. Schwalbe, Information Technology Project Management 8e, 8 Edition. Boston USA: Cengage Learning USA, 2016.

P. M. Institute, A Guide to the Project Management Body of Knowledge, 5th ed. Pennsylvania: Project Management Institute, Inc., 2013.

https://manpro.id/blog/manajemen-proyek-manpro/

https://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_proyek

https://www.logique.co.id/blog/2021/04/28/tahapan-manajemen-proyek/

https://infokomputer.grid.id/read/121679610/awas-tiga-hal-ini-dapat-membuat-proyek-inovasi-anda-mangkrak

https://manpro.id/blog/manajemen-proyek-manpro/

Manajemen Proyek (Kumpulan Video Semester Ganjil 22-23)

MANAJEMEN KUALITAS PROYEK MANAJEMEN KOMUNIKASI PROYEK PENGEMBANGAN ORGANISASI PROYEK PEMBIAYAAN PROYEK RUANG LINGKUP ...