Abstrak
Setiap
perusahaan berusaha meraih kepuasan konsumen untuk mendapatkan loyalitas
konsumen. Kepuasan konsumen dapat tercapai dengan strategi perencanaan serta
manajemen yang tepat. Apabila kepuasan konsumen tidak dapat terpenuhi, maka
perusahaan akan kehilangan loyalitas konsumen yang dapat menyebabkan konsumen
mencari perusahaan lain. Hal-hal yang
mempengaruhi keterlambatan dapat menjadi resiko terhadap produktivitas,
kinerja, kualitas, dan biaya proyek. Berangkat dari permasalahan di atas,
dilakukan manajemen resiko untuk mengelola resiko proyek serta meminimasi
keterlambatan pemenuhan pesanan. Dalam mengelola resiko proyek, diperlukan
data-data perusahaan yang lengkap sehingga dapat dilakukan analisis. Dalam
artikel ini, terdapat beberapa permasalahan yang sering menimbulkan risiko
dalam proyek. Beberapa di antaranya, yaitu: (1) Peralatan kurang memadai, (2)
Cuaca kurang mendukung, (3) Keterlambatan pengiriman material. Namun, risiko
tersebut dapat diminimalisir dengan beberapa cara, seperti melakukan perencanaan
manajemen risiko yang meliputi metodologi identifikasi risiko, prioritisasi
risiko, risk tolerance serta bagaimana risiko direspon dan dikomunikasikan ke
berbagai pihak.
Kata kunci: Manajemen, Risiko, Proyek, Meminimalisir
Every company tries to achieve customer satisfaction
to gain customer loyalty. Customer satisfaction can be achieved with
appropriate planning and management strategies. If customer satisfaction cannot
be met, the company will lose customer loyalty which may cause consumers to
look for other companies. Delays can be a risk to project productivity,
performance, quality and cost. Based on the above problems, risk management is
carried out to manage project risks and minimize delays in order fulfillment.
In managing project risk, complete company data is required so that analysis
can be carried out. In this article, there are some problems that often create
risks in projects. Some of them, namely: (1) Inadequate equipment, (2)
Unfavorable weather, (3) Delay in delivery of materials. However, this risk can
be minimized in a number of ways, such as conducting risk management planning
that includes risk identification methodology, risk prioritization, risk
tolerance and how risk is responded to and communicated to various parties.
Keywords: Management,
Risk, Project, Minimization
Pendahuluan
Pelaksanaan
proyek harus dilakukan secara terencana agar kegiatan yang dilakukan dapat
berjalan efektif dan efisien serta mampu mencapai tujuan dari proyek itu
sendiri (Tanjung, 2017). Proyek yang berkeadilan dimaksudkan tidak hanya
dilaksanakan di perkotaan tetapi juga di pedesaan, sehingga berdampak pada
distribusi penduduk dan menekan arus urbanisasi dari pedesaan ke perkotaan
(Petrov & Geraskina, 2017). Oleh karena itu, proyek infrastruktur harus
dipersiapkan secara matang, agar dapat dilaksanakan dengan baik.
Menganalisis
dan mengelola risiko merupakan bagian penting dari prosedur pengambilan
keputusan. Tingginya tingkat risiko dari sifat lingkungan mikro dan makro,
khususnya untuk konstruksi sangat erat kaitannya dengan industri konstruksi dan
kliennya. Reputasi industri konstruksi relatif lemah dalam menghadapi risiko,
karena kegagalan berbagai proyek untuk memenuhi tenggat waktu dan target
anggaran (Zavadskas, Turskis & Tamošaitiene, 2010).
Proyek
berbasis risiko erat kaitannya dengan manajemen risiko dalam proyek konstruksi.
Meskipun Panduan PMBOK memberikan penjelasan rinci tentang sepuluh
sub-manajemen, sub-manajemen yang paling penting dalam manajemen proyek adalah
manajemen risiko proyek. Sub-manajemen proyek ini secara umum dibagi menjadi
tujuh pembahasan (proses) yang terintegrasi meliputi (1) perencanaan manajemen
risiko, (2) identifikasi risiko, (3) analisis risiko kualitatif, (4) analisis
risiko kuantitatif, (5) perencanaan respons risiko, (6) penerapan respon risiko
dan (7) pemantauan risiko (PMI Indonesia Chapter, 2017).
Pembahasan
a.
Manajemen Risiko Proyek
Manajemen
resiko juga bagian yang tidak terpisahkan dari sebuah aktivitas proyek yang
telah ditetapkan. Menurut Project Management Institut Body of Knowledge (PMBOK,
1992), manajemen resiko didefinisikan sebuah proses yang berkaitan dengan
identifikasi, analisis, tanggapan terhadap ketidakpastian termasuk
memaksimalkan hasil dari peristiwa positif dan meminimalkan dampak dari
peristiwa sebaliknya. Pendekatan yang dilakukan terhadap resiko yaitu
mengidentifikasi serta mengevaluasi resiko proyek dapat mempertimbangkan apa
yang akan dilakukan terhadap dampak yang ditimbulkan, kemungkinan pengalihan
resiko kepada pihak lain, atau bagaimana mengurangi resiko yang terjadi.
Manajemen
resiko proyek memiliki tujuan pokok untuk membatasi kemungkinan terjadinya dan
dampak resiko dari kegiatan proyek yang bersifat negatif. Proses manajemen
resiko proyek terdiri dari identifikasi, penilaian, tanggapan, serta pemantauan
dan pengendalian terhadap resiko. (Burke, 2000) Salah satu cara yang sering
digunakan untuk melakukan penilaian resiko dengan memakai metode matriks resiko
atau Risk Matrix. Resiko proyek ditandai oleh faktor-faktor berikut:
a.
Peristiwa Resiko
menunjukkan dampak negatif
b.
Probabilitas
terjadinya peristiwa.
c.
Kedalaman
(severity) dampak dari resiko yang terjadi.
b.
Identifikasi Risiko
Identifikasi
resiko adalah suatu proses pengkajian resiko dan ketidakpastian yang dilakukan
secara sistematis dan terus-menerus. Dalam tahap ini, resiko diidentifikasi
berdasarkan kemungkinan terjadinya (potensi) dan dampak yang ditimbulkan
(pengaruh) dengan pendekatan Cause and Effect. Dalam Cause and Effect, resiko
dikategorikan dalam tiga tingkatan, yaitu Low (L), Medium (M), dan High (H).
Low (L) merupakan kategori kemungkinan
Identifikasi resiko yang
dilakukan dapat mengkaji seberapa resiko yang terjadi. Dari Cause and Effect
proyek dapat dilihat dari segi kemungkinan terjadinya atau tidak diharapkan.
Waktu demikian dilampaui hanya sekali dalam seratus kali, bila aktivitas
tersebut dilakukan berulang-ulang dengan kondisi yang hampir sama. Berikut ini
daftar risiko yang sering terjadi:
1.
Kesalahan desain
gambar
2.
Perubahan
spesifikasi pesanan dari konsumen
3.
Keterlambatan
penyelesaian aktivitas
4.
Penundaan
penyelesaian proyek
5.
Peralatan kurang
memadai
6.
Adanya penambahan
pekerjaan
7.
Lokasi proyek
belum siap
8.
Kegagalan FAT
(Final Acceptance Test)
9.
Keterlambatan saat
pengiriman proyek
10. Keterlambatan material
11. Cuaca kurang mendukung
12. Adanya huru-hara atau demo
Kemampuan atau kompetensi perlu dimiliki dalam
mengelola risiko proyek, berikut beberapa tips yang dapat diterapkan untuk
meminimalisir dan mengelola risiko dalam proyek:
- Create
a risk management plan: Harus terdapat
perencanaan manajemen risiko yang meliputi metodologi identifikasi risiko,
prioritisasi risiko, risk tolerance serta bagaimana risiko direspon dan
dikomunikasikan ke berbagai pihak.
- Keep
your risk register up to date: Risk register
(daftar seluruh potensi risiko proyek) harus selalu dipantau dan
diperbaharui sesuai dengan perkembangan proyek.
- Understand
the risk event: Perlu adanya pemahaman
seluruh pihak yang terlibat dalam proyek terhadap risiko proyek yang ada
dan bagaimana memahami root cause dari risiko tersebut.
- Be
proactive instead of reactive: Lebih baik
melakukan tindakan preventif atau analisis risiko sejak awal fase untuk
mempersiapkan tim dalam menghadapi risiko apabila terjadi.
- Develop
your project management skills: Penting
untuk mengetahui project management secara lebih mendalam sehingga
knowledge/framework yang ada dapat digunakan untuk mempermudah dalam
mengelola risiko proyek.
Kesimpulan
Identifikasi
resiko perlu dilakukan mulai dari awal proyek sehingga dapat menemukan
resiko-resiko yang berpotensi akan terjadi serta menimbulkan dampak yang
negatif terhadap proyek. Selanjutnya dengan penilaian resiko akan menemukan
resiko yang menjadi prioritas utama untuk dikendalikan dalam proyek. Resiko
keterlambatan penyelesaian aktivitas merupakan resiko utama yang memiliki risk
value tertinggi atau mendapatkan prioritas utama untuk diatasi. Namun, risiko
tersebut dapat diminimalisir dengan beberapa cara, yaitu:
DAFTAR PUSTAKA
Mii. 2021. Manajemen
Risiko Dalam Proyek, Dalam: https://www.mii.co.id/en/insight/listing/2021/11/15/03/30/manajemen-risiko-dalam-proyek
Modul 11 (Sementara). 2022. Manajemen Risiko Proyek.
Jakarta: Universitas Mercu Buana.
Petrov, A., & Geraskina, I. (2017). Synergistic
approach to the management of transport infrastructure projects. Transportation
Research Procedia, 20(2017), 499-504.
https://doi.org/10.1016/j.trpro.2017.01.081.
Tanjung, M. 2017. Fungsi
organisasi dalam manajemen proyek. Jurnal Mantik Penusa, 1(1), 22-26.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.