Oleh: Laykha Fitriani Az Zahra (@A05-Laykha)
ABSTRAK
Keberhasilan atau kesuksesan sebuah proyek
sangat tergantung pada produk atau jasa yang dibuat berhasil atau dapat diselesaikan
sesuai dengan spesifikasi proyek dan selesai seperti jadwal yang ditetapkan dengan
biaya sesuai anggaran. Hal ini berkaitan dengan bagaimana mengatasi resiko yang
dapat mengakibatkan keterlambatan proyek atau peningkatan biaya. Organisasi yang
mampu memahami cara mengelola resiko yang mempengaruhi proyek, akan memiliki
kemampuan untuk meningkatkan performance proyek yang pada akhirnya akan mampu
memiliki competitive advantage. Proses manajemen resiko seperti perencanaan
serta mekanisme pengendalian dan penggabungan skillanggota tim proyek dapat
memediasi pengaruh potensial resiko proyek terhadap kinerja proyek. Maka dari
itu artikel ini membahas lebih dalam tentang manajemen resiko dalam sebuah
proyek
Kata kunci: Manajemen, Resiko, Proyek, Keberhasilan
PENDAHULUAN
Setiap proyek direncanakan, dianggarkan, dijadwalkan, dan dikendalikan sebagai tugas yang unik, bersifat multidisiplin dan harus melihat batasan-batasan antar departemen. Karena melintasi batas departemen ini, maka suatu proyek memiliki kecenderungan terjadinya konflik antar kelompok karena adanya faktor ketidakpastian. Suatu proyek harus dapat memenuhi tiga tujuan yang saling berhubungan, 1) proyek harus dapat selesai sesuai jadwal, 2) diselesaikan sesuai anggaran yang ada, 3) harus memenuhi spesifikasi untuk memuaskan pelanggan. Gray dan Larson (2003) mendefiniskan proyek sebagai suatu sistem bersifat komplek, tidak rutin, dikerjakan pada satu titik waktu yang dibatasi oleh anggaran, sumberdaya, dan spesifikasi kinerja yang didesain untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Oleh karena itu proyek tidak dapat diperlakukan sebagai sesuatu yang bersifat statis dalam jangka panjang tetapi sebagai sebuah sistem yang bersifat dinamis penuh ketidakpastian, beresiko, dan penuh tekanan baik secara internal maupun eksternal.
Dengan banyaknya faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu proyek, maka suatu proyek tidak dapat lepas dari resiko proyek. Dalam kenyataan sangat sukar untuk mengendalikan munculnya resiko-resiko yang tidak dapat diselesaikan atau diatasi mulai dari mengidentifikasi resiko sampai dengan mendapatkan cara untuk mengurangi pengaruhnya pada pencapaian tujuan proyek. Ini memungkinkan diperlukannya perencanan yang bersifat fleksibel untuk melihat kemungkinan resiko dan atau sebuah perencanaan kontingensi yang memperhatikan semua faktor yang mempengaruhi adanya resiko baik dari sisi internal organisasi maupun dari sisi eksternal (lingkungan). Karena dapat terjadi bahwa resiko muncul justru dari akibat tindakan dari manajer proyek itu sendiri ketika membuat perencanaan dan melaksanakan proyek. Hal yang sangat diperlukan dalam suatu proyek adalah kemampuan untuk mengantisipasi kemunculan resiko dan untuk mengetahui resiko yang mungkin berpengaruh pada proyek.
PEMBAHASAN
Definisi Manajemen Resiko Proyek
Meyer et.al (2002) mendefinisikan
manajemen resiko proyek sebagai faktor ketidakpastian, dapat bersifat positif
atau negatif yang secara signifikan mempengaruhi pencapaian kinerja proyek.
Manajemen resiko adalah suatu praktek mengidentifikasi, mengevaluasi dan mengendalikan
faktor-faktor tersebut untuk menghindari atau mengurangi potensi pengaruh
negatif. Dalam teori keputusan dikatakan bahwa resiko akan membawa konsekuensi
negatif atau positif terhadap outcome, merefleksikan adanya variasi kemungkinan
terjadinya outcome (Arrow dalam Wallace et al., 2004).
Resiko adalah peluang sebuah
kejadian yang tidak diharapkan akan terjadi dan memberi konsekuensi atas semua
outcome yang mungkin dihasilkan (Gray and Larson, 2003). Barki et al. (2001) mendefinisikan
manajemen resiko proyek sebagai sebuah konstruk yang bersifat multidimensional
diukur dengan perencanaan formal, integrasi internal, dan partisipasi pengguna.
Perencanaan formal didefiniskan sebagai kaitan antara perencanaan, penjadwalan,
dan anggaran yang menjamin efisisensi dan waktu pelaksanaan proyek. Integrasi internal
didefiniskan sebagai interaksi mutual antara anggota pelaksana proyek. Partisipasi
pengguna meliputi semua aktivitas yang meningkatakan komunikasi dan pertukaran
informasi dengan pengguna.
Fase Umum Proses Manajemen Resiko
Proses manajemen resiko
secara komprehensif harus memiliki perhatian yang sangat detail terhadap
tiap-tiap fase dimana proyek melibatkan sumberdaya yang sangat substansial,
perencanaan proyek yang panjang, besar/ukuran proyek, kompleksitas, keseluruhan
organisasi, dan juga masalah-masalah politik yang signifikan. Secara garis besar
fase-fase manajemen proyek digambarkan dalam tabel berikut:
Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam
Manajemen Risiko
1). Identify
Identifikasi risiko yang berpotensi
berdampak pada proyek.
2). Assign
Ownership
Tetapkan
kepemilikan setiap risiko yang teridentifikasi kepada anggota tim yang akan
ditugaskan untuk mengawasi ancaman atau peluang tersebut. Meskipun beberapa
project manager lebih memilih untuk menetapkan kepemilikan setelah risiko dianalisis
dan diprioritaskan, mengambil langkah ini lebih awal dapat bermanfaat.
3). Analyze
Analisis setiap
risiko untuk memahami sepenuhnya faktor pendorong yang terlibat dan potensi
dampak. Pastikan untuk mempertimbangkan luas dan dalamnya setiap ancaman pada
tahap ini untuk mengevaluasi tingkat keparahan setiap risiko dalam konteks
proyek secara keseluruhan.
4). Prioritize
Prioritaskan
risiko proyek sesuai dengan urgensi dan tingkat keparahan dampak yang dapat
ditimbulkannya.
5). Respond
Tanggapi risiko
yang diidentifikasi sesuai dengan pendekatan manajemen risiko, baik dengan
mengambil langkah-langkah untuk mencegah terjadinya peristiwa risiko atau
meminimalkan dampak jika memang terjadi. Langkah ini harus mencakup membangun
respon serta mengambil tindakan.
6). Monitor
Pantau strategi
manajemen risiko dan buat perubahan sesuai kebutuhan.
Pentingnya Manajemen Proyek
Manajemen risiko memiliki
andil penting untuk kesuksesan sebuah proyek. Melalui manajemen risiko proyek
yang baik, kita dapat mengidentifikasi kekuatan (strength), kelemahan
(weakness), peluang (opportunity), dan ancaman (threat) (SWOT) dalam proyek
kita. Selain itu, ada beberapa alasan lainnya mengapa manajemen risiko penting
untuk sebuah proyek:
1). Membantu
kita menghindari masalah besar yang tidak terkendali di masa depan.
2). Membantu
kita menemukan peluang (positive risk) baru yang menguntungkan.
3). Meningkatkan
rasa tanggung jawab dan nilai akuntabilitas.
4). Mengoptimalkan
anggaran proyek karena biaya pengeluaran yang lebih terkontrol.
5). Meningkatkan
peluang kesuksesan proyek
KESIMPULAN
Manajemen resiko adalah
suatu praktek mengidentifikasi, mengevaluasi dan mengendalikan faktor-faktor
tersebut untuk menghindari atau mengurangi potensi pengaruh negatif. Suatu
proyek tidak lepas dari resiko yang bersumber dari internal dan external organisasi
karena adanya ketidakpastian. Manajemen proyek bertujuan agar tercapai penyelesaian
proyek yang tepat waktu, tepat anggaran, tepat spesifikasi dengan kata lain performance
proyek sangat dipengaruhi oleh kriteria atau spesifikasi performance yang ditentukan
sebelumnya. Oleh karena itu diperlukan manajemen resiko yang baik untuk mencapai
performance proyek. Performance proyek akan meningkat jika organisasi mampu membentuk
fit yang tinggi antara risk exposuredan risk management profile.
DAFTAR PUSTAKA
Joni, I., & Putu, G. (2012). Resiko Manajemen
Proyek. Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol, 16(1).
Maralis, R., & Triyono, A. (2019). Manajemen
resiko. Deepublish.
Sriyono, M. M. Pengantar Manajemen Resiko.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.